Suatu malam, tante saya di Makassar berkata begini, “sahur nanti, kita akan
makan sayur aneh..”
Sayur aneh? Misterius sekali sahur kali ini. Ternyata, sayur ini ada
hubungannya dengan kepulangan tante saya bersama suaminya dari kabupaten Barru,
Sulawesi Selatan.
Sayur yang disebut tante saya adalah sayur Juppai, sayur yang jarang dikenal
oleh orang bahkan oleh penduduk se-Sulawesi Selatan ini. Sayur Juppai merupakan
kependekan dari Ajuk Pai, yang berarti Sayur Pahit. Berasal asli dari
penduduk kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, sayur ini bahkan tidak dikenal oleh
penduduk kota Barru. Sayur Pahit ala kabupaten Barru ini merupakan panganan
musiman. Menurut tante saya, hal ini dikarenakan daun-daun Juppai yang memang
tumbuh pada musim-musim tertentu. Lebih lanjut, penduduk kabupaten Barru
menjadikan sayur pahit khas-nya ini sebagai pendamping lauk utama mereka berupa
olahan ikan-ikanan.
Membuat sayur Juppai ini pun sangat mudah. Kuah Ajuk Pai berasal
dari air rendaman ikan lalu diberikan asam jawa, garam, dan beberapa bumbu
khas, lalu dimasak hingga mendidih. Saat air sayur telah mendidih, api harus
segera dimatikan dan daun-daun Juppai dimasukkan ke dalam kuah tersebut.
Alangkah lebih baik jika di dalam Ajuk Pai dimasukkan beberapa potong
ikan asap untuk memperkaya rasa.
Saat sahur tiba, tante saya mewanti-wanti bahwa sayur Juppai ini pahit.
Tentu saja saya tertantang untuk mencicipinya.
Satu sendok sayur Juppai saya cicipi, ternyata daun Juppai memang pahit.
Rasa pahitnya berbeda dengan pare; seperti pahit jamu. Ketika memakan daun
Juppai, rasa pahitnya masih menggantung diingatan. Namun dimakan bersama
kuahnya, rasa pahit itu tercampur dengan rasa asam dan kecut yang memberikan
sensasi di lidah dan rongga mulut beberapa saat lamanya setelah
dimakan.Sehingga rasa pahit, asam, kecut tetap membekas di lidah, mulut, dan
ingatan.
Saat tante saya menyajikan sayur ini terdapat beberapa potongan kentang
manis yang menjadi alternatif jika penikmatnya sudah tidak sanggup lagi dengan
daun Juppai yang pahit, sehingga sayur ini tidak terasa bosan saat dinikmati.
Tante saya kembali bercerita, pada suatu hari kakek saya pernah dihidangkan Ajuk
Pai. Saat mencicipinya, kakek saya menyukainya dan meminta tambahan porsi
sayur Juppai pada tante saya.
Saya pun merasakan demikian. Belum pernah saya merasakan sensasi yang sama
pada sayur-sayur yang lain sebelumnya seperti pada sayur Juppai ini.Ajuk Pai,
Sensasional.
0 komentar:
Posting Komentar