Review : THE SINGLE (2015)
sumber: http://movie.co.id/single/ |
Judul Film : Single
Genre Film : Drama-Komedi
Produser : Sunil Soraya
Sutradara : Raditya Dika, Sunil Soraya
Pemain : Raditya Dika, Annisa Rawles, Pandji Pragiwaksono, Babe Cabita, Chandra
Liow, Frederick Alexander,
Rumah Produksi : Soraya Intercine Film
Sinopsis :
"Single lebih baik baik daripada pacaran tapi dipaksain."
"Single lebih baik baik daripada pacaran tapi dipaksain."
Ebi (Raditya Dika) merupakan
sosok pemuda lugu, naïf, baru saja patah hati, tanpa pekerjaan, dan sering
telat bayar kost-an. Ebi terobsesi mencari kekasih ketika suatu malam, Alva
(Frederick Alexander), adik Ebi yang lebih tampan dan lebih beruntung nasibnya,
mengumumkan pertunangannya di hadapan Ebi dan ibu mereka. Segala macam usaha
dilakukan Ebi untuk dekat dengan perempuan dengan dibantu oleh kedua temannya,
Wawan (Pandji Pragiwaksono), dan Victor (Babe Cabita). Rejeki tak dapat
ditolak, Ebi pun bertemu Angel (Annisa Rawles), cewek cantik penghuni baru
kamar kost nomor 1.
Petualangan Ebi mendekati Angel
bukan tanpa tantangan. Hal ini dikarenakan Angel memiliki ‘abang-abangan’
bernama Joe (Chandra Liow) yang diam-diam juga berusaha mendapatkan hati gadis
yang kuliah di fakultas kedokteran tersebut. Petualangan ini juga mempengaruhi
hubungan pertemanan Ebi dengan Wawan-si penulis, dan Viktor-si superstitious. Bagaimanakah akhir kisah asmara dan pertemanan Ebi?
Review:
Hal yang paling saya ingat
setelah menonton film Single adalah Stand-Up Comedy. Bukan mengenai pemerannya,
tetapi bagaimana Stand-Up Comedy menjadi penentu kesemrawutan ‘benang cerita' ini. Dengan plot cerita yang lucu
namun beralur lambat, kerangka film dibangun dengan selera komedi Hollywood
yang telah diadaptasi sesuai ekspektasi penonton Indonesia: romantis, melankolis, konyol, dan
tanpa kehilangan simbol kedaerahan. Sejenak, film Single ini memiliki kemiripan
dengan film That Awkward Moment (2014).
Nuansa American Life style pun hadir pada film Single. Namun sang sutradara
sepertinya berusaha meminimalisir unsur vulgar di dalam film ini, serta
mengganti minuman beralkohol dengan jus cranberry dan botol air mineral di
salah satu adegan saat clubbing. Beberapa kemiripan memang ada dengan Film That Awkward Moment - film yang diperani Zac Efron, tapi
kemiripan itu tidak jatuh pada plagiarisme atau pornografi, meskipun, nilai utama
yang diusung oleh film drama-komedi Single ini adalah 'mencari cinta berdasar selera pribadi, dan tanpa memberikan pilihan alternatif lain. Post-modernism romance saya menyebutnya, berdasarkan kutipan di sinopsis di atas sebelumnya (istilahnya berat, ya. haha).
Unsur yang paling kental di dalam
film Single justru terletak pada gaya stand-up comedy yang ramah akan budaya
Indonesia. Meskipun ada reaksi di dalam adegan yang memperlihatkan kesopanan-tingkat-dewa yang membuat saya tak habis pikir,
seperti pada adegan insiden tukang nasi goreng. Ya, cukup bersahaja lah.. Disertai kemampuan akting dan pembagian karakter yang demikian bagus menjadikan
film Single ini tidak terlihat sebagai drama-komedi kacangan. Luar biasa.
Terdapat adegan romantis yang sangat
menyentuh di hampir penghujung cerita. Bahkan salah satu teman saya terlihat berkaca-kaca saat menyaksikannya. Bersama dengan isi cerita yang ringan disertai
kekonyolan tingkah para pemainnya, film drama-komedi Single cocok ditonton oleh
pemirsa 15 tahun ke atas dan begitu menghibur.
Sejujurnya, pesona dari fim Single ini
tidak hadir pada hasil review saya, tapi pada usaha anda menikmati sajian
stand-up comedy yang bertransformasi di drama-komedi layar lebar.
Gala Premiere:
Kehadiran saya mendatangi
premiere film Single di tanggal 13/14/2015 atas 4 tiket undangan yang diberikan @liputan6.com kepada
teman saya. Kesempatan ini saya ambil karena sebelumnya saya tidak pernah
mengikuti premiere film nasional maupun Hollywood, sekaligus tertarik mengikuti
perkembangan yang terjadi pada kualitas drama-komedi nasional.
Kami datang di XXI Plaza Senayan
tepat pada pukul 9.00 WIB dan langsung menuju pintu theater 5. Pada pukul 9.30,
kami dipersilahkan masuk ke theather, dan menunggu beberapa lama, lalu disapa
oleh beberapa pemain film Single seperti Annisa Rawles, Pandji, Babe Cabita,
dan Chandra Liow. Setelah itu, ruangan pun gelap; film ditayangkan pada pukul 10.30
WIB.
Selama event premiere film Single
dari awal hingga akhir berlangsung, perhelatan berjalan dengan rapih. Sepenglihatan
saya, terdapat theather 4, 5, dan 6 yang dipakai panitia untuk menayangkan film
Single bagi tamu undangan. Tapi bisa jadi lebih dari itu. Hingga di akhir sesi berfoto bersama para pemain film
Single, acara berlangsung lancar. Namun untuk dimengerti bahwa kehadiran tamu
undangan dipremiere bukanlah bentuk keberuntungan semata, tetapi sebagai bagian
dari program mensukseskan film nasional. Artinya bagi tamu premiere maupun
calon pemirsa di Indonesia memiliki beban yang sama beratnya menggairahkan
semangat menonton produksi film negeri sendiri, terutama film Single besutan Raditya
Dika dan Sunil Soraya ini. Datanglah beramai-ramai ke bioskop.
Posting Komentar untuk "Review : THE SINGLE (2015)"