Navigation Menu

Jangan Resign Kerja Saat Memulai Usaha Mikro-Kecil. Ini Alasannya!

Usaha mikro-kecil penting dibangun ketika kita masih berstatus pegawai di lembaga, instansi, atau perusahaan lain. Dagangan kita tersebut dapat membantu keuangan keluarga berputar sehingga mengkapitalisasi pendapatan.

Pernah suatu saat saya hendak fokus berwirausaha dengan meninggalkan pekerjaan. Hal ini menjadi perhatian teman-teman kerja saat itu. Mereka pun memberikan saran yang sangat penting, bahwa meninggalkan sumber nafkah utama dengan menjadi wirausaha justru merupakan tindakan blunder yang justru dapat mematikan usaha itu sendiri.

(Ilustrasi) Kondisi resign saat baru memulai usaha.

Hal itu saya sadari justru ketika masa pandemi datang. Saya menjadi bagian dari program pengurangan karyawan. Mau tidak mau, usaha yang baru sebulan saya bangun itu menjadi tumpuan hidup.

Ketika saya masih mendapat gaji bulanan, saya dapat mengatur keuangan antara kebutuhan keluarga dengan kebutuhan usaha. Tapi semenjak kehilangan pekerjaan, kondisi keuangan saya pincang.

Maka benarlah saran teman kerja saya itu. Sekiranya saya terburu-buru keluar kerjaan, hasil mengenaskan akan saya telan. Saya kemudian mendapat kompensasi dari pihak lembaga tempat saya bekerja. Saya mendapatkan dua bulan gaji plus bonus tahunan. Dengan modal tersebut, saya masih bisa bertahan menjalani usaha retail produk herbal.

Herbal Gayo, nama usaha mikro-kecil saya itu belum memiliki pelanggan tetap saat itu. Usahanya dibidang kesehatan berbahan herbal dan alami. Saat pandemi, banyak orang mencari produk tersebut untuk meningkatkan imunitas tubuh.

Di lain pihak, toko saya itu dapat beroperasi justru di kala banyak usaha dipaksa tutup untuk menekan terjadinya penularan secara masif Covid-19. Hal ini dikarenakan Herbal Gayo adalah usaha yang diperbolehkan berjalan untuk memudahkan masyarakat mengakses obat-obatan.

Herbal Gayo adalah toko herbal yang berjalan semenjak 4 (empat) tahun lalu. Teman saya yang menjalaninya. Di tahun 2020 ia hendak kembali ke kampung halaman. Maka saya mengambil alih bisnisannya tersebut.

Toko Herbal Gayo (Dokpri)

Jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, pendapatan Herbal Gayo mengalami penurunan di masa pandemi. Namun kondisi keuangannya stabil karena kebutuhan masyarakat atas kesehatan mereka.

Menjaga kondisi keuangan toko sangat penting karena berdampak langsung kepada keuangan keluarga. Saya butuh sebuah pencerahan terkait mengelola keuangan secara bijak. Maka saya mengikuti kegiatan acara webinar ‘Ngopi Bareng Bang Amar’ yang diselenggarakan oleh Tunaiku-Amar Bank (20/3) lalu.

Program edukasi yang juga bagian dari Tanggung Jawab Sosial atau CSR perusahaan ini merupakan forum untuk berbagi pengetahuan dan wawasan tentang berbagai topik yang relevan dengan literasi keuangan kepada komunitas ataupun para pengusaha Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Adalah Aidil Akbar Madjid yang menjadi narasumber. Beliau merupakan perencana keuangan senior yang memperkuat saran dari teman-teman saya. Salah satunya adalah memisahkan antara keuangan keluarga dengan keuangan usaha.

Di dalam keuangan keluarga terdapat aspek-aspek seperti pemenuhan keinginan, kebutuhan hidup, menabung, dan berinvenstasi. Oleh karenanya, keuangan keluarga berorientasi kepada pengeluaran.

Sedangkan keuangan usaha memiliki aspek penentuan harga jual barang, pembayaran cicilan, menentukan biaya, dan pengaturan cash flow. Oleh karenanya, bisnis kita berorientasi kepada kapitalisasi pendapatan.

Rumus Mengatut Keuangan Bulanan by Aidil Akbar Madjid

Meski usaha saya masih dalam level mikro-kecil, menciptakan kepercayaan konsumen, pembelian berkelanjutan, hingga mendapatkan pelanggan tetap adalah keharusan. Namun lagi-lagi, bahwa rencana itu perlu realisasi. Dan, semua itu butuh modal uang yang dikelola secara hati-hati.

Secara umum, Aidil Akbar Madjid berpendapat bahwa literasi keuangan di masyarakat Indonesia secara keseluruhan masih harus terus ditingkatkan. “Masyarakat Indonesia membutuhkan literasi keuangan agar mereka bisa merencanakan keuangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan. Untuk itu, masyarakat perlu terus diberikan pengetahuan yang mencukupi mengenai berbagai hal yang terkait dengan masalah keuangan, termasuk pengenalan mengenai lembaga jasa keuangan, apa saja produk dan jasa keuangan, fitur-fitur yang melekat pada produk dan jasa keuangan, manfaat dan risiko dari produk dan jasa keuangan,” kata Perencana Keuangan Senior itu.

Bersumber dari sana kemudian saya berpikir bahwa modal tambahan adalah sesuatu yang pasti saya temui. Hal yang tidak dapat terhindarkan oleh pelaku usaha mikro seperti saya.

Mulai dari sekarang saya putuskan wajib memiliki referensi lembaga keuangan atau sumber modal lainnya yang dapat dipercaya. Ini keharusan. Penting kiranya mengantisipasi usaha saya berada di ambang krisis dengan memiliki informasi dan relasi yang kuat dengan lembaga-lembaga tersebut.

Pada sesi webinar berikutnya presentasi dibacakan oleh Coordinator Referral  Program Tunaiku - Amar Bank, Ghaida Nuris Tsara. Menariknya adalah di saat lembaga-lembaga keuangan mencari peminjam dalam jumlah besar, Amar Bank memberikan kesempatan bagi pelaku usaha mikro-kecil mengakses bantuan modal.

“Amar Bank hadir untuk memberikan berbagai solusi layanan keuangan yang dibutuhkan masyarakat dalam mengatasi permasalahan keuangan. Untuk itu, selain terus berinovasi dalam meningkatkan layanan perbankan digital yang cerdas (intelligent) serta memperkenalkan produk dan layanan baru yang menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia sehingga dapat membantu mengubah hidup mereka menjadi lebih baik, Amar Bank juga terus mendorong agar masyarakat agar melek keuangan melalui berbagai kegiatan edukatif tentang literasi keuangan sehingga komitmen kami tersebut dapat terwujud,” jelasnya 

Melalui platform pinjaman online “Tunaiku”, PT. Bank Amar Indonesia Tbk, memberikan solusi finansial bagi masyarakat yang kurang mendapatkan layanan atau belum mendapatkan layanan sama sekali dari lembaga keuangan formal.

Prasyarat Peminjaman "Tunaiku" by Amar Bank

Jumlah pinjaman yang ditawarkan mereka mulai dari 2 juta hingga 20 juta rupiah dengan jangka waktu hingga 20 bulan masa pengembalian. Pinjaman ini pun dijamin tanpa agunan atau jaminan. Cukup menggunakan KTP atau identitas lainnya, pengajuan akan diproses.

Sebagai bentuk legalitas, “Tunaiku” terdaftar di lembaga penjamin OJK. Mereka juga mengklaim telah membantu hingga lebih dari 150 ribu customer. Total pinjaman produktif yang telah digelontorkan Amar Bank mencapai hingga 4,7 trilyun rupiah.

Sejauh ini, layanan keuangan digital "Tunaiku" telah diunduh oleh hampir 5 juta pengguna sejak pertama kali diluncurkan tahun 2014 dan telah memberikan manfaat kepada lebih dari 400 ribu masyarakat di Indonesia,

Dengan demikian, Amar Bank melalui “Tunaiku” berupaya menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan keuangan nasabah, terutama di tengah masa pandemi.

0 komentar: