Navigation Menu

MANUSIA TIDAK SEMPURNA : MEMAKNAI KEMBALI ARTI BER-WUDHU

Artikel ini tidak bermaksud menggurui atau mengajak pembaca untuk mengkultuskan orang tertentu atau menjadi pemeluk agama Islam. Harap untuk dimengerti. 

Bab "Thoharoh" atau bersuci menjadi kebiasaan para penganut Islam tradisional saat pertama kali mengkaji Kitab Kuning, dan sudah menjadi bagian dari kearifan sosial milik bangsa.

Namun seiring perkembangan dan problematika kekinian, perhatian segenap anak bangsa bergeser kepada emosi politik sesaat. Ditambah lagi era banjir informasi media yang menjadikan kearifan ini semakin diabaikan. Bahkan, sesama anak bangsa bisa saling menghujat dan meng-kafirkan satu sama lain.


Beruntung kehadiran teknologi digital dapat membantu menjaga kearifan bangsa itu tetap eksis. Adalah ustad Adi Hidayat, LC yang merincikan kembali serba-serbi dan filosofi ber-wudhu melalui platform penyedia konten video, YouTube selama lebih dari 57 menit.


Pada menit 36:00, pria kelahiran Pandeglang, Banten, tersebut memulai nasihatnya tentang makna doa wudhu secara mendalam. 

"Asyhadu alla ilaaha illallah wahduu laa syariika lahu wa asyhadu anna muhammadan 'abduhuuwa rosuuluhuu, allahumaj'alni minat tawwabiina waj'alni minal mutathohhiriin"
Dari sekian kalimat doa wudhu yang ada, ustad Adi Hidayat mengambil dua poin penting yang menjadi pembahasannya,

1. Diiringi Taubat


Potensi anggota tubuh yang diciptakan Allah dari ujung kepala hingga ke ujung kaki difungsikan untuk hal-hal yang baik dan positif. Namun manusia seringkali menggunakannya untuk mencela orang lain, menggosip, korupsi, bahkan mencelakai dan membunuh orang lain tanpa ketentuan yang dibenarkan syariat agama. Maka dari itu aktivitas ber-wudhu sebaiknya diiringi dengan ketundukan kepada Tuhan sekaligus perasaan bersalah atas dosa-dosa yang telah dikerjakan. 


"Tawwab itu mengoreksi diri sambil dia ber-wudhu dengan baik," Pria lulusan Islamic Call College Tripoli itu menyimpulkan.

Semoga aktivitas wudhu menjadi pengingat seluruh anggota badan untuk dijauhkan dari kesalahan-kesalahan kecil yang berpotensi menghilangkan pahala kebaikan; atau juga sebagai pencegah lebih lanjut niatan manusia untuk melakukan dosa-dosa besar.

2. Gelar Mutathohirin

"Kalau sudah suci orangnya disebut "Thohir". Tapi problem-nya, gak ada orang suci di muka bumi," ustad Adi menegaskan di dalam konten videonya.

Setiap orang di muka bumi ini tidak ada yang suci meskipun itu adalah diri sang ustad ataupun juga seorang nabi. Namun, Tuhan memberikan kesempatan kepada manusia untuk bertaubat dan mensucikan dirinya kembali meski telah berkali-kali melakukan kesalahan. Maka benarlah nabi Muhammad memberikan istilah "Mutathohirin" ini kepada manusia karena kecocokan sifatnya.

Kesimpulannya, ber-wudhu menjadi salah satu medium penyucian anggota badan dan hati sekaligus pengingat tiap waktu bahwa tidak ada manusia suci di muka bumi ini.

Wallahu'alam.



Untuk lebih lengkapnya, cek di sini 




25 komentar: