Navigation Menu

"Love Me for a Reason" dalam Sepenggal Kisah Cinta Masa Muda

(Ilustrasi) "Love Me for a Reason" dalam Sepenggal Kisah Cinta Masa Muda. Sumber : kaboompics/pixabay


"Love Me for a Reason" merupakan ungkapan dalam bentuk kalimat kerja aktif. Ungkapan ini ditujukan agar seseorang mencintai dirinya karena sebuah alasan. Mereka tidak menerima apa yang disebut dengan omong kosong. Mereka butuh dengar alasan yang kuat. Karena dengan itulah cinta memiliki rasa, sehingga dapat dinikmati. Disamping itu, dapat diterima oleh akal sehat, dan memiliki relevansi untuk ditindaklanjuti. 

Ok, lanjut bersabar dengan artikel ini ya..

Seperti contoh, cinta dikarenakan fisik. Dimana cinta itu muncul dari mata lalu hingga turun ke hati. Ada sesuatu dari penampakan fisik seseorang itu yang membuat hati mendesir hingga cinta terkembang dan terngiang-ngiang di pikiran. 

Contoh di atas seringkali efektif menghadirkan rasa keterikatan emosional di hati seseorang. Relevan; karena bapak saya sendiri memilih ibu saya sebagai istrinya dari mulai pandangan pertama ketika baru saja mengalami patah hati berat. 

Ibu saya terkenal sebagai gadis manis, maka dari itu ia dikenal sebagai "te'ne" dari bahasa Luwu, Sulawesi Selatan. Wajah yang manis itulah yang ter transmisi hingga ke kedua kelopak mata bapak saya; menumbuhkan kembali bunga-bunga asmara di hatinya yang sempat mengering, hingga akhirnya berlabuh ke pelaminan. Untuk cerita lengkapnya bisa baca kembali artikel ini.

Jadi intinya, cinta dengan alasan fisik masih diterima dalam kaidah-kaidah tertentu. 

Ok, kita lanjut lagi..


Boyzone, Love Me for a Reason

Sebenarnya banyak sih, alasan seseorang bisa mencintai orang lain. Kalau dalam kasus saya, keterikatan emosional pernah hadir ketika mendengar lagu Love Me for a Reason yang dipopulerkan kembali oleh Boyzone. 

Bagaimana bisa?


Kita mulai dari kupas lagunya dulu, ya.. Komposer dari lagu ini adalah seorang musisi terkenal bernama Johnny Bristol, yang kemudian lagu tersebut menjadi lebih terkenal karena dibawakan oleh grup band The Osmond. Dua puluh tahun kemudian "Love Me for a Reason" menyelinap di saluran TV dan radio Indonesia melalui koor grup Boyzone, pada tahun 1994.

Ketertarikan saya dengan lagu ini tidak terlepas dari kakak perempuan saya. Dia punya kebiasaan menyalakan stasiun radion favorit di pagi hari, saat membantu orang tua beberes rumah. Tiba-tiba saja alunan lagu Love Me for a Reason yang dibawakan Boyzone muncul. Gemanya mengisi ruang-ruang di rumah kami, lalu menarik perhatian indera pendengaran saya. Begitu terus setiap pagi; membuat hari-hari saya dipenuhi semangat dan menghadirkan hasrat yang tidak dikenal sebelumnya (keinginan untuk dicintai - red). 

Pada saat itu saya tidak langsung paham arti dari lagu yang dibawakan Boyzone tersebut. Wajarlah demikian, karena saya tidak mahir berbahasa Inggris saat itu. Hingga di suatu hari, kesempatan memahami teks dari lirik lagu Love Me for a Reason saya dapati. 

Kejadiannya di sela-sela pergantian mata pelajaran di sekolah. Saya ingat sekali, awal mulanya bersumber dari meja nomor tiga, baris kedua dari kiri. Dua siswi cantik teman saya yang duduk di bangku itu menyanyikan lagu Love Me for a Reason bersama-sama. Liriknya tertulis di atas sebuah carik kertas, dan dipegang mereka untuk dinyanyikan bersama-sama. Lirik di atas itu menjadi fokus perhatian saya, kala itu. 

Saya yang duduk di bangku baris ketiga, nomor empat di belakangnya langsung tergerak mendekati keduanya. Mata saya memandangi lekat-lekat huruf demi huruf yang tertulis di atas carik kertas itu. Sembari mendengarkan keduanya bernyanyi, saya jadi paham bagaimana pronounciation di tiap baitnya, meski belum bisa mempraktikkannya. 

Boyzone. Sumber : wall.alphacoders.com



Seperti ini baitnya, 

Girl when you hold me
How you control me
You bend and you fold me
Anyway you please
It must be easy for you
The loving things that you do
Are just a pastime for you
I could never be

And I never know, girl
If I should stay or go
'cause the games that you play
Keep driving me away

Don't love me for fun, girl
Let me be the one, girl
Love me for a reason
Let the reason be love

Don't love me for fun, girl
Let me be the one, girl
Love me for a reason
Let the reason be love

Kisses and caresses
Are only minor tests, babe
Of love lead to stresses
Between a woman and a man
So if love everlasting
Isn't what you're asking
I'll have to pass, girl
I'm proud to take a stand

I can't continue guessing
Because it's only messing
With my pride and my mind
So write down this time to time

Don't love me for fun, girl
Let me be the one, girl
Love me for a reason
Let the reason be love
Don't love me for fun, girl
Let me be the one, girl
Love me for a reason
Let the reason be love

I'm just a little old-fashioned
It's take more than physical attraction
My initial reaction is honey give me love
Not a facsimile of

Don't love me for fun, girl
Let me be the one, girl
Love me for a reason
Let the reason be love
Don't love me for fun, girl
Let me be the one, girl
Love me for a reason
Let the reason be love (2x) 

Kandas Cinta karena Framing

Semenjak kejadian itu, perhatian saya tidak pernah terlepas dari mereka, terutama dengan gadis berambut pirang sepanjang bahu. Cantiknya beda, seperti ada bule-bulenya gitu (bukan iklan, haha). 

Dipenuhi atmosfer "eureka" atas lagu Love Me for a Reason, ini justru menjadi kesempatan saya untuk selalu mendekati gadis satu kelas saya itu. Dengan memintanya mengajarkan pronounciation bait demi bait lagu asli gubahan Johnny Bristol, rencana saya berjalan lancar. Istilahnya, sambil menyelam minum air lah, begitu kira-kira. Sambil belajar jadi punya kesempatan mendekati si doi.

Tidak lupa saya mencatat ulang lirik lagunya. Lalu ketika di rumah, saya nyalakan radio untuk mencari-cari stasiun yang menyiarkan lagu-lagu populer saat itu, dengan harapan Boyzone kembali berdendang. Kalau ketemu, saya gelar kertas berisi liriknya dan ikut bernyanyi di depan radio milik kakak perempuan saya. 

Beberapa hari cukup untuk menghapal dan merapal liriknya sesuai dialek Inggris yang dibawakan Boyzone. Bahkan, saya juga jadi mahir menyanyikan bait milik Stephen Gately disertai suaranya yang khas. 

Seiring terpenuhinya hasrat mempelajari lirik lagu yang dibawakan kembali oleh grup band Boyzone, muncul kekosongan di hati ini : saya mulai kesulitan mendekati gadis itu. Tidak ada lagi alasan untuk lebih mengenalnya, pikir saya. 

Alhasil, saya malah mendekatinya dengan cara yang freak. Apapun saya lakukan untuk mendapatkan perhatiannya. Yang jadi persoalan, antara tujuan dan metode yang saya pakai tidak memiliki relevansi sama sekali. Seperti, mengusiknya saat sedang bercengkrama dengan teman satu bangkunya. Atau, mengambil perlengkapan belajarnya untuk dia cari. Tapi alih-alih membuatnya terpesona, raut wajahnya menunjukkan rasa risih. 

Yang paling ekstrem, saya sampai menyentuh dadanya yang mulai tumbuh. Dia sampai terkaget dan memekik. Wajah saya menyeringai kaku. Jantung saya serasa jatuh hingga ke lutut, dan berharap dirinya tidak mengadu ke guru atau kepala sekolah. Yang terjadi selanjutnya adalah, dia hanya menunduk terdiam dan membuat gesture seakan-akan tidak terjadi apa-apa. 

Teman-teman saya yang lain yang menyaksikan kejadian itu membuat tema perbincangan ala-ala detektif amatir : apa alasan si D diam saja, padahal saya menyentuh payudaranya tanpa izin? 

Banyak teori yang tumpah melalui forum diskusi dadakan tersebut. Padahal sistem belajar kita pada tahun 1994 saat itu masih menggunakan metode hafalan loh. Doktrin ala-ala orde baru. Gak ada kritis-kritisnya sama sekali. Akan tetapi, terkait kejadian ini, kami tetiba menjadi peneliti yang berupaya menjawab fenomena yang terjadi. 

Sayangnya, hasil diskusi kami malah memiliki kesimpulan bernada framing, bahwa si D terkenal genit di lingkungannya. Kebetulan salah satu panelis kami adalah tetangganya. Sehingga, teori yang dibangunnya lebih masuk akal. Framing yang terbangun seperti meruntuhkan bangunan yang telah dibuat selama beberapa hari di pikiran saya. Kecewa? Bisa dibilang begitu. Meski apa yang saya perbuat tidak bisa diterima juga, dan berpotensi besar dikeluarkan dari sekolah.

Hasil diskusi itu tidak membuat si D dijauhi atau dibully, alhamdulillah. Akan tetapi mempengaruhi pandangan saya terhadapnya. Mungkin, cinta yang saya rasakan ke gadis satu kelas saya itu hanyalah "cinta monyet". Maka cepat sekali kandas, secepat lagu Love Me for a Reason yang dibawakan Boyzone berdurasi sekitar 3 (tiga) menit lebih.

Apes, dah..
________________________________________

Official Music "Love Me for a Reason" by Boyzone :



0 komentar:

Beli Properti Rumah dengan Emas, Sangat Mungkin!

(ilustrasi) "Beli Properti Rumah dengan Emas, Sangat Mungkin!" Sumber : Pixabay/Nattanan23


Sebagai kelahiran tahun 1980-an jarang saya mendengar para kakek-nenek, ibu-bapak, paman maupun bibi, hingga para tetangga yang berbicara tentang mengatur keuangan untuk membeli lahan beserta bangunan sendiri. Hidup seakan berjalan secara otomatis. Jika sekolah dengan tekun, dan menabung ketika dewasa kelak, kita akan menjadi menjadi kaya-raya. Padahal membahas keuangan tidak sekedar rajin menabung, dan tekun belajar.

Contohnya, tidak ada pembahasan bagaimana mata uang yang kita pakai memiliki nilai fluktuatif terhadap mata uang negara lain. Permintaan dan penawaran di pasar global menyebabkan perubahan nilai mata uang di tingkat lokal. Hal ini juga mempengaruhi tingkat harga bahan bangunan di pasarannya.

Dengan tekun mempelajari fluktuasinya, masyarakat pada umumnya dapat mengerti bahwa perubahan nilai mata uang dapat mempengaruhi harga bahan bangunan dalam dua cara,

1) Depresiasi, suatu istilah mata uang yang kita pakai mengalami penurunan terhadap mata uang negara lain. Depresiasi mengakibatkan harga bahan bangunan impor menjadi lebih mahal dalam mata uang lokal. Bahan semisal keramik, kaca, bata beton ringan, dan lain sebagainya yang diproduksi dari negara lain menjadi lebih tinggi di pasaran lokal.

2) Apresiasi, istilah kebalikan dari depresiasi. Ketika nilai mata uang suatu negara mengalami apresiasi terhadap mata uang lokal, maka harga bahan bangunan impor akan menjadi lebih murah, dan ini dapat menyebabkan harga bahan bangunan negara lain menjadi lebih rendah.

Selain perubahan nilai mata uang, inflasi merupakan perihal yang harus juga diperhatikan ketika hendak memiliki properti rumah. Laju tingkat inflasi mempengaruhi masyarakat mengeluarkan uangnya untuk membeli barang, terutama properti hunian. Inflasi sendiri diukur dengan indeks harga konsumen (IHK), yang mengukur harga dari sekumpulan barang dan jasa yang dibeli keluarga atau individu rata-rata. Jika indeks tersebut naik, berarti harga jasa dan barang meningkat, yang menunjukkan adanya inflasi.

Tingkat inflasi yang tinggi dapat menyebabkan uang menjadi kurang bernilai, karena seseorang harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk membeli barang yang sama. Inflasi yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan tabungan uang yang tersimpan berkurang nilainya atas barang dan jasa yang tersedia.

Beli Rumah dengan Emas

Orang tua-orang tua dulu sebenarnya sudah memberikan contoh bagaimana emas sangat membantu perekonomian keluarga. Untuk menunjukkan status sosial, bahkan ada yang menggunakan emas sebagai perhiasan di seluruh badan.

Hal tersebut dikarenakan emas memiliki nilai yang aman dan stabil, aset yang tidak terpengaruh atas fluktuasi nilai mata uang, maupun inflasi yang terjadi dari tahun ke tahun. Dibandingkan uang, emas jelas sangat berharga.

Namun pasalnya, emas bukanlah alat pembayaran  sah meski di era digital ini bisa dijadikan aset tabungan. Nilainya yang aman dan stabil menjadikan masyarakat merasa lebih nyaman dengan ide membeli rumah menggunakan emas daripada uang tunai.

Membeli properti rumah dengan emas sebagai pembayarannya merupakan ide yang tidak lazim dilakukan. Tapi pada dasarnya sangat mungkin dilakukan. Ide ini dapat dilakukan kelompok Milenial maupun Gen Z untuk membantu mereka membeli properti rumah mereka di masa depan.

Ada beberapa faktor kenapa emas sangat efektif bagi kelompok usia ini untuk memiliki properti hunian dambaan mereka. Diantaranya,

1) Emas merupakan aset likuid, yang dengan mudah dijual atau ditukar kapan saja. Selain nilainya yang tidak terpengaruh oleh fluktuasi mata uang dan inflasi, emas tidak terpengaruh oleh faktor lokasi dan waktu, sehingga lebih mudah diperdagangkan.

2) Emas memiliki risiko yang lebih rendah. Fluktuasi ekonomi atau politik tidak akan mempengaruhi nilainya sebagai aset berharga. 

3) Emas memiliki kemampuan untuk menjaga nilainya di masa depan. Sebagai aset berharga, emas dianggap aman dan memiliki nilai yang cenderung stabil, atau bahkan meningkat seiring waktu.

4) Emas juga dapat digunakan sebagai jaminan atau agunan dalam proses pengajuan kredit rumah.

Pengajuan Kredit Rumah dengan Emas

Emas dapat digunakan sebagai jaminan atau agunan dalam proses pengajuan kredit rumah. Biasanya, bank atau lembaga keuangan lainnya akan meminta nasabahnya untuk menyertakan jaminan atau agunan dalam proses pengajuan kredit rumah. Agunan tersebut bisa berupa tanah atau properti lainnya, atau bisa juga berupa emas. Jika nasabah menyertakan emas sebagai agunan, maka bank atau lembaga keuangan tersebut akan menyimpan emas tersebut selama masa jatuh tempo kredit. Jika nasabah tidak dapat membayar kembali kreditnya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, maka bank atau lembaga keuangan tersebut berhak menjual emas tersebut untuk menutupi kerugian yang terjadi.

Sebelum menggunakan emas sebagai jaminan kredit rumah, ada baiknya jika nasabah mempertimbangkan beberapa hal berikut:

·       Nilai jaminan emas harus dihitung dengan benar. Bank atau lembaga keuangan akan menentukan nilai emas berdasarkan harga pasar emas saat itu. Jadi, nasabah harus memastikan bahwa nilai emas yang disertakan sebagai agunan sesuai dengan harga pasar emas saat itu.

·       Nasabah harus memahami risiko yang terkait dengan penggunaan emas sebagai jaminan. Emas merupakan investasi yang fluktuatif, sehingga nilainya bisa naik atau turun dari waktu ke waktu. Jika harga emas turun, maka nilai jaminan yang disertakan oleh nasabah juga akan turun, dan hal ini bisa mempengaruhi kemampuan nasabah untuk membayar kembali kreditnya.

·       Nasabah harus memastikan bahwa emas yang disertakan sebagai jaminan merupakan emas yang sah dan tidak terlibat dalam kegiatan ilegal. Bank atau lembaga keuangan biasanya akan meminta dokumen pendukung seperti sertifikat kepemilikan emas atau faktur pembelian emas untuk memverifikasi bahwa emas tersebut merupakan emas yang sah.

Sebelum menggunakan emas sebagai jaminan kredit rumah, ada baiknya jika nasabah mempertimbangkan semua risiko yang terkait dan memastikan bahwa keputusan yang diambil merupakan keputusan yang tepat.

Kesimpulan 

Kelompok usia Milenial maupun Gen Z memang memiliki faktor-faktor yang menyebabkannya kesulitan membeli properti rumah yang terasa semakin tak terjangkau harganya. Tetapi bukan berarti mereka tidak berkesempatan mendapatkan hunian layak di masa depan.

Sekedar tekun belajar dan bekerja, serta rajin menabung, belum cukup. Milenial maupun Gen Z harus mengambil momentum untuk menjadi lebih cerdas dengan mencari informasi tentang cara membeli rumah yang tepat. 

Selain mencoba untuk berinvestasi atau menabung emas untuk kepentingan membeli hunian idaman, pembiayaan sekunder perumahan dapat dilakukan untuk menyempurnakan niat membeli properti rumah.

Pembiayaan sekunder perumahan adalah pembiayaan yang digunakan setelah pembiayaan utama (primary financing) telah diselesaikan. Pembiayaan utama biasanya merujuk pada pembiayaan yang digunakan untuk membeli atau membangun rumah, sedangkan pembiayaan sekunder perumahan merujuk pada pembiayaan yang digunakan untuk memperbaiki atau memodifikasi rumah yang sudah ada.

Contohnya, jika seseorang membeli rumah yang sudah ada dengan menggunakan pembiayaan utama, pembiayaan sekunder perumahan dapat digunakan untuk memperbaiki atau memodifikasi rumah tersebut, seperti renovasi atau penambahan fitur baru. Pembiayaan sekunder perumahan dapat diberikan oleh berbagai sumber, termasuk perusahaan pembiayaan, bank, dan lembaga keuangan lainnya, seperti halnya PT. Sarana Multigriya Finansial (Persero).

Untuk informasi lebih lanjut kalian dapat mengunjungi akun Instagram @Inveseries dan @ptsmfpersero.

0 komentar: