Beli Properti Rumah dengan Emas, Sangat Mungkin!
(ilustrasi) "Beli Properti Rumah dengan Emas, Sangat Mungkin!" Sumber : Pixabay/Nattanan23 |
Sebagai kelahiran tahun 1980-an jarang saya mendengar para kakek-nenek, ibu-bapak, paman maupun bibi, hingga para tetangga yang berbicara tentang mengatur keuangan untuk membeli lahan beserta bangunan sendiri. Hidup seakan berjalan secara otomatis. Jika sekolah dengan tekun, dan menabung ketika dewasa kelak, kita akan menjadi menjadi kaya-raya. Padahal membahas keuangan tidak sekedar rajin menabung, dan tekun belajar.
Contohnya, tidak ada pembahasan bagaimana mata uang yang kita pakai memiliki nilai fluktuatif terhadap mata uang negara lain. Permintaan dan penawaran di pasar global menyebabkan perubahan nilai mata uang di tingkat lokal. Hal ini juga mempengaruhi tingkat harga bahan bangunan di pasarannya.
Dengan tekun mempelajari fluktuasinya, masyarakat pada umumnya dapat mengerti bahwa perubahan nilai mata uang dapat mempengaruhi harga bahan bangunan dalam dua cara,
1) Depresiasi, suatu istilah mata uang yang kita pakai mengalami penurunan terhadap mata uang negara lain. Depresiasi mengakibatkan harga bahan bangunan impor menjadi lebih mahal dalam mata uang lokal. Bahan semisal keramik, kaca, bata beton ringan, dan lain sebagainya yang diproduksi dari negara lain menjadi lebih tinggi di pasaran lokal.
2) Apresiasi, istilah kebalikan dari depresiasi. Ketika nilai mata uang suatu negara mengalami apresiasi terhadap mata uang lokal, maka harga bahan bangunan impor akan menjadi lebih murah, dan ini dapat menyebabkan harga bahan bangunan negara lain menjadi lebih rendah.
Selain perubahan nilai mata uang, inflasi merupakan perihal yang harus juga diperhatikan ketika hendak memiliki properti rumah. Laju tingkat inflasi mempengaruhi masyarakat mengeluarkan uangnya untuk membeli barang, terutama properti hunian. Inflasi sendiri diukur dengan indeks harga konsumen (IHK), yang mengukur harga dari sekumpulan barang dan jasa yang dibeli keluarga atau individu rata-rata. Jika indeks tersebut naik, berarti harga jasa dan barang meningkat, yang menunjukkan adanya inflasi.
Tingkat inflasi yang tinggi dapat menyebabkan uang menjadi kurang bernilai, karena seseorang harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk membeli barang yang sama. Inflasi yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan tabungan uang yang tersimpan berkurang nilainya atas barang dan jasa yang tersedia.
Beli Rumah dengan Emas
Orang tua-orang tua dulu sebenarnya sudah memberikan contoh bagaimana emas sangat membantu perekonomian keluarga. Untuk menunjukkan status sosial, bahkan ada yang menggunakan emas sebagai perhiasan di seluruh badan.
Hal tersebut dikarenakan emas memiliki nilai yang aman dan stabil, aset yang tidak terpengaruh atas fluktuasi nilai mata uang, maupun inflasi yang terjadi dari tahun ke tahun. Dibandingkan uang, emas jelas sangat berharga.
Namun pasalnya, emas bukanlah alat pembayaran sah meski di era digital ini bisa dijadikan aset tabungan. Nilainya yang aman dan stabil menjadikan masyarakat merasa lebih nyaman dengan ide membeli rumah menggunakan emas daripada uang tunai.
Membeli properti rumah dengan emas sebagai pembayarannya merupakan ide yang tidak lazim dilakukan. Tapi pada dasarnya sangat mungkin dilakukan. Ide ini dapat dilakukan kelompok Milenial maupun Gen Z untuk membantu mereka membeli properti rumah mereka di masa depan.
Ada beberapa faktor kenapa emas sangat efektif bagi kelompok usia ini untuk memiliki properti hunian dambaan mereka. Diantaranya,
1) Emas merupakan aset likuid, yang dengan mudah dijual atau ditukar kapan saja. Selain nilainya yang tidak terpengaruh oleh fluktuasi mata uang dan inflasi, emas tidak terpengaruh oleh faktor lokasi dan waktu, sehingga lebih mudah diperdagangkan.
2) Emas memiliki risiko yang lebih rendah. Fluktuasi ekonomi atau politik tidak akan mempengaruhi nilainya sebagai aset berharga.
3) Emas memiliki kemampuan untuk menjaga nilainya di masa depan. Sebagai aset berharga, emas dianggap aman dan memiliki nilai yang cenderung stabil, atau bahkan meningkat seiring waktu.
4) Emas juga dapat digunakan sebagai jaminan atau agunan dalam proses pengajuan kredit rumah.
Pengajuan Kredit Rumah dengan Emas
Emas dapat digunakan sebagai jaminan atau agunan dalam proses pengajuan kredit rumah. Biasanya, bank atau lembaga keuangan lainnya akan meminta nasabahnya untuk menyertakan jaminan atau agunan dalam proses pengajuan kredit rumah. Agunan tersebut bisa berupa tanah atau properti lainnya, atau bisa juga berupa emas. Jika nasabah menyertakan emas sebagai agunan, maka bank atau lembaga keuangan tersebut akan menyimpan emas tersebut selama masa jatuh tempo kredit. Jika nasabah tidak dapat membayar kembali kreditnya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, maka bank atau lembaga keuangan tersebut berhak menjual emas tersebut untuk menutupi kerugian yang terjadi.
Sebelum menggunakan emas sebagai jaminan kredit rumah, ada baiknya jika nasabah mempertimbangkan beberapa hal berikut:
· Nilai jaminan emas harus dihitung dengan benar. Bank atau lembaga keuangan akan menentukan nilai emas berdasarkan harga pasar emas saat itu. Jadi, nasabah harus memastikan bahwa nilai emas yang disertakan sebagai agunan sesuai dengan harga pasar emas saat itu.
· Nasabah harus memahami risiko yang terkait dengan penggunaan emas sebagai jaminan. Emas merupakan investasi yang fluktuatif, sehingga nilainya bisa naik atau turun dari waktu ke waktu. Jika harga emas turun, maka nilai jaminan yang disertakan oleh nasabah juga akan turun, dan hal ini bisa mempengaruhi kemampuan nasabah untuk membayar kembali kreditnya.
· Nasabah harus memastikan bahwa emas yang disertakan sebagai jaminan merupakan emas yang sah dan tidak terlibat dalam kegiatan ilegal. Bank atau lembaga keuangan biasanya akan meminta dokumen pendukung seperti sertifikat kepemilikan emas atau faktur pembelian emas untuk memverifikasi bahwa emas tersebut merupakan emas yang sah.
Sebelum menggunakan emas sebagai jaminan kredit rumah, ada baiknya jika nasabah mempertimbangkan semua risiko yang terkait dan memastikan bahwa keputusan yang diambil merupakan keputusan yang tepat.
Kesimpulan
Kelompok usia Milenial maupun Gen Z memang memiliki faktor-faktor yang menyebabkannya kesulitan membeli properti rumah yang terasa semakin tak terjangkau harganya. Tetapi bukan berarti mereka tidak berkesempatan mendapatkan hunian layak di masa depan.
Sekedar tekun belajar dan bekerja, serta rajin menabung, belum cukup. Milenial maupun Gen Z harus mengambil momentum untuk menjadi lebih cerdas dengan mencari informasi tentang cara membeli rumah yang tepat.
Selain mencoba untuk berinvestasi atau menabung emas untuk kepentingan membeli hunian idaman, pembiayaan sekunder perumahan dapat dilakukan untuk menyempurnakan niat membeli properti rumah.
Pembiayaan sekunder perumahan adalah pembiayaan yang digunakan setelah pembiayaan utama (primary financing) telah diselesaikan. Pembiayaan utama biasanya merujuk pada pembiayaan yang digunakan untuk membeli atau membangun rumah, sedangkan pembiayaan sekunder perumahan merujuk pada pembiayaan yang digunakan untuk memperbaiki atau memodifikasi rumah yang sudah ada.
Contohnya, jika seseorang membeli rumah yang sudah ada dengan menggunakan pembiayaan utama, pembiayaan sekunder perumahan dapat digunakan untuk memperbaiki atau memodifikasi rumah tersebut, seperti renovasi atau penambahan fitur baru. Pembiayaan sekunder perumahan dapat diberikan oleh berbagai sumber, termasuk perusahaan pembiayaan, bank, dan lembaga keuangan lainnya, seperti halnya PT. Sarana Multigriya Finansial (Persero).
Untuk informasi lebih lanjut kalian dapat mengunjungi akun Instagram @Inveseries dan @ptsmfpersero.
Posting Komentar untuk "Beli Properti Rumah dengan Emas, Sangat Mungkin!"