Gen Z Cari Jodoh : Jangan Lupa Restu Ibu!

 

Gen Z Cari Jodoh. (sumber ilustrasi : johnhain/pixabay

Gen Z atau Generasi tech-savvy adalah manusia dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Mereka hadir selayaknya manusia, yang unik dan memiliki banyak potensi. Bayangkan saja, mereka lahir dan dibesarkan pada saat teknologi digital mengalami perkembangan pesat. Ketika orang tua mereka mengembangkan komunikasi dan sistem kerja melalui Internet of Things (IoT), bayi-bayi Gen Z ikut melihat dan mengutak-atik gadget ayah dan ibu mereka.

Bagi para peneliti, Gen Z sudah memiliki gadget pribadi semenjak dari umur 10 tahun. Paling minim mereka menggunakannya 3 (tiga) jam per hari. “Kapanpun itu benar-benar dimulai, kita dapat dengan aman mengatakan bahwa kelompok ini masih muda dan tidak pernah mengenal kehidupan tanpa teknologi digital,” demikian yang dilansir oleh BBC, Alexis Abramson, pakar pengelompokkan generasi dan dikutip oleh Ruang Guru.

Masih banyak lagi stigma tentang Gen Z ini sebenarnya. Melalui salah satu konten yang saya temui di platform media sosial, mereka dicirikan dengan mudah mengalami mental breakdown. Meski hidup dan bekerja dengan bantuan teknologi, mereka adalah kelompok yang tekun, haus akan inovasi dan kolaborasi, serta berani tampak beda.

Gen Z dan Cari Jodoh

Mereka yang kreatif dan open-minded tidak bisa diatur-atur hidupnya, apalagi kalau berhubungan dengan jodoh. Jadi jangan coba-coba mengatur masa depan mereka layaknya cerita Siti Nurbaya, yang dijodohkan dengan tengkulak kaya agar bisa membayar hutang-hutang keluarga. Hal itu tidak bisa diterima oleh mereka karena dianggap tak lagi relevan.

Mencari jodoh bagi Gen Z adalah hak preogratif yang tidak bisa diintervensi. Coba saja kita saksikan memeberupa quotes di bawah ini sebagai contoh,

Sumber : IG @gadisturatea


“Allah sudah mendesain rupa sesuai dengan yang jodoh kita inginkan”.

Betapa mindset mereka tentang jodoh sedemikian independent dan idealis. Bagi mereka, pasangan masa depan mereka adalah pemberian Tuhan yang sudah disesuaikan dengan harapan dan kebutuhan menjalani masa depan bersama.

Itulah kenapa kelompok kelahiran tahun 1995 hingga 2010 ini tampak santai menjalani hidup. Gen Z merupakan tipikal yang tidak memaksakan diri mencari pasangan. Cenderung sibuk dengan membangun jejaring pertemanan adalah gaya hidup mereka. Maka tak jarang kita perhatikan kelompok ini senang berpetualang, dan melakukan travelling, kemudian membagikannya dalam bentuk konten yang kreatif di akun media sosial miliknya.

Kualitas di atas Kuantitas

Tapi jangan salah mengartikan bahwa Gen Z adalah tukang rebel loh ya. Mereka itu diam-diam paling terdepan melihat orang tuanya bahagia. Jadi, pencarian jodoh bagi kelompok ini bukanlah persoalan yang teramat besar.

Kalaupun semisal Gen Z Indonesia kurang terbuka memperkenalkan calon pasangannya kepada orang tuanya, itu justru karena kepedulian mereka kepada keluarga. Mereka tidak ingin terjadi kehebohan ataupun kegaduhan. Tipikalnya memang menjauhi hal-hal tersebut. Karena semua jalinan kasih dan asmara yang terjadi harus berjalan secara alami, yang menunjukkan karakternya yang halus dan romantis. 

Mungkin berdasarkan itulah kenapa orang-orang menganggap kebanyakan Gen Z gampang mengalami mental-breakdown. “Kualitas di atas kuantitas”, yang mengindikasikan bahwa mereka memiliki subjektivitasnya masing-masing.

Tak jarang kebanyakan orang menginginkan Gen Z lebih mampu mengemukakan pendapat dan perasaannya secara langsung dan terbuka kepada orang tua mereka, khususnya terkait calon pasangannya. 

Ketemu dan Minta Restu

Tidak ada salahnya Gen Z langsung ketemu dan minta restu kepada ayah dan ibu mereka, untuk hal apapun itu. Ajakan akun Instagram Pak Erick Tohir ini dapat menjadi inspirasi bagi siapapun, khususnya Gen Z untuk memulai meminta restu kepada orang tua. Ibu mana sih, yang gak ingin anaknya bahagia, ya kan..

Sumber : IG @ericktohir


Sebagai technology-savvy ya, sempatkanlah menghubungi ibu di momen Hari Ibu ini. Bertepatan pada tanggal 22 Desember 2022 kontak mereka, lalu sampaikan siapa sih calon pasangan kalian ke ibu kalian masing-masing. Kalau masih sempat untuk berkunjung langsung ke rumah, maka lakukanlah!

Mungkin Pak Menteri BUMN tersebut mention terkait kerjaan. Karena sebagaimana yang sempat dibahas di awal, kalian adalah generasi yang bekerja sangat tekun demi membangun masa depan. Tapi aku tahu kok, mencari jodoh bagi Gen Z juga sangat berarti bagi kalian kan.. Jadi mintalah restu Ibu atas hal apapun (hal yang halal serta baik tentunya). 

Meminta restu kepada orang tua, khususnya ibu, adalah bagian dari akhlak yang baik. Kalian perhatikan deh, di postingan pak Erick Tohir itu juga tampak foto salah satu pemain timnas Maroko yang menjadikan ibu mereka sebagai ratu di lapangan. Bagi saya, hal inilah yang menjadi pelengkap keberhasilan satu-satunya negeri Arab ini mampu menembuh semifinal Piala Dunia Qatar 2022.

Jadi jadikan pegangan bahwa restu dan kasih ibu adalah salah satu penunjangmu berhasil membangun masa depan. Termasuk menemukan jodoh yang tepat, ya.


Posting Komentar untuk "Gen Z Cari Jodoh : Jangan Lupa Restu Ibu!"