Kafe Menu Kojer Bernama Chill Bill
Kafe memiliki banyak makna dari berbagai perspektif negara. Di Italia, kafe dikenal dikenal sebagai bar. Di Inggris, bisa disebut sebagai coffeehouse atau tea shop.
Kafe sendiri berasal dari bahasa Perancis, café. Dunia mulai mengenal istilah kafe berawal dari Perancis, meski sejatinya, konsep warung kopi telah ada di London dan Venesia, terutama sekali di wilayah kerajaan Ottoman. Hal ini dikarena gagasan tentang Revolusi Perancis 1789 hadir dari kafe, atau warung-warung kopi yang membuatnya terkenal ke seluruh dunia.
Begitu dunia mengenal Revolusi Industri dan memasuki zaman modern, kafe tidak lagi menjadi tempat pertumbuhan revolusi berdarah. Akan tetapi, menjadi tempat nongkrong untuk beristirahat, berdiskusi, atau sekedar ngobrol.
Ketika penduduk modern berkutat hanya di tempat kerja dan tempat tinggalnya yang jauh dari perkotaan akibat mahalnya harga tanah, manusia mulai kehilangan interaksi dengan manusia lainnya. Maka kehadiran kafe menjadi ruang ketiga bagi manusia modern tuk sejenak berinteraksi dengan manusia lainnya.
Di Indonesia, kafe dibawa dan beradaptasi dengan budaya Nusantara yang majemuk. Ada juga kafe yang tetap membawa menu-menu eropa. Namun, tak jarang juga yang mencampur dua kebudayaan antara eropa dan nusantara sehingga menghasilkan menu-menu yang menarik.
Seperti halnya, Chill Bill Café.
Keberadaan Chill Bill Café layaknya kafe di abad maraknya kopi makin terkenal di seantero eropa: berdiri memojok di antara bangunan Ruko Emerald Boulevard, Bintaro, Tangerang, Banten.
Menu yang disajikan juga sebisa mungkin yang pas di lidah orang Indonesia secara umum. Maka tak heran jika di antara menu brenges asal Surabaya terdapat juga menu pasta agar pelanggan tak bosan menikmati sajian Chill Bill.
Selain Brenges dan menu pasta, Chill Bill juga menyajikan menu Chicken Platters, dan Mix Beef Platters.
Diakui Putu, pemilik Chill Bill, kafe yang dibangun bersama rekan bisnisnya tersebut sedang fokus dalam upayanya branding ke arah kopi dan masakan nusantara. Adanya pasta di dalam menu sebagai sampingan bagi mereka yang suka ngemil masakan asing. Ke depannya, kafe Chill Bill akan fokus ke masakan nusantara, seperti Brengkes Kepiting dan semacamnya, serta Nasi Goreng Jawa.
Untuk menu racikan kopi, Chill Bill lebih banyak menggunakan bebijian kopi Arabica dengan taste frutty yang khas. Hasilnya, hadir menu Chill-Bro yang kental akan rasa kopi; kuat terasa di lidah. Selain itu ada juga Chill-Sis dengan taste manis-bebuahan.
Namun bagi saya, Kopi Guillermo adalah yang saya suka dari seluruh menu yang ada. Kopi Guillermo ini ibarat pusat universe kafe Chill Bill. Segala rasa kopi, rasa manis, dan rasa asam, berpadu seimbang di sebidang teko gelas berisikan batu-batu es.
Kopi Guillermo memiliki sebutan lain sebagai Ko-Jer (Kopi Jeruk). Bahan-bahannya terdiri dari kopi Arabica yang memiliki taste frutty, dengan bitter lime, juga asam dari jeruk nipis.
Angga selaku barista kafe Chill Bill memberikan pengakuan bahwa Kopi Guillermo mengangkat taste frutty Jeruk Bali yang terkenal citrus (asam-asam manis). Sehingga secara keseluruhannya rasa dari Kopi Jeruk ini perpaduan antara manis-asam-bebuahan yang memberikan kesegaran bagi penikmatnya.
Kafe Chill Bill yang mulai beroperasi di September tahun 2018 ini memiliki 3 lantai, di mana lantai teratas tersedia Smooking Room dan musholla demi memenuhi kebutuhan para pelanggan.
Bulan Ramadhan kemarin menjadi bulan paling sibuk bagi kafe Chill Bill karena full-booked. Chill Bill juga menyediakan Café Event semacam Bridal Shower, Baby Shower. Kadang juga perusahaan-perusahaan sekitar menyewa Chill Bill untuk membuat mini-class seminar. Kadang juga kafe tersebut disewa emak-emak untuk bikin arisan.
Rencananya, di September tahun ini akan ada menu-menu baru keluaran Chill Bill Café yang makin memanjakan para pelanggan. So, jangan sampai ketinggalan ya!
Kafe sendiri berasal dari bahasa Perancis, café. Dunia mulai mengenal istilah kafe berawal dari Perancis, meski sejatinya, konsep warung kopi telah ada di London dan Venesia, terutama sekali di wilayah kerajaan Ottoman. Hal ini dikarena gagasan tentang Revolusi Perancis 1789 hadir dari kafe, atau warung-warung kopi yang membuatnya terkenal ke seluruh dunia.
Menu andalan Kafe Chill Bill. Dok Pri |
Begitu dunia mengenal Revolusi Industri dan memasuki zaman modern, kafe tidak lagi menjadi tempat pertumbuhan revolusi berdarah. Akan tetapi, menjadi tempat nongkrong untuk beristirahat, berdiskusi, atau sekedar ngobrol.
Ketika penduduk modern berkutat hanya di tempat kerja dan tempat tinggalnya yang jauh dari perkotaan akibat mahalnya harga tanah, manusia mulai kehilangan interaksi dengan manusia lainnya. Maka kehadiran kafe menjadi ruang ketiga bagi manusia modern tuk sejenak berinteraksi dengan manusia lainnya.
Di Indonesia, kafe dibawa dan beradaptasi dengan budaya Nusantara yang majemuk. Ada juga kafe yang tetap membawa menu-menu eropa. Namun, tak jarang juga yang mencampur dua kebudayaan antara eropa dan nusantara sehingga menghasilkan menu-menu yang menarik.
Seperti halnya, Chill Bill Café.
Keberadaan Chill Bill Café layaknya kafe di abad maraknya kopi makin terkenal di seantero eropa: berdiri memojok di antara bangunan Ruko Emerald Boulevard, Bintaro, Tangerang, Banten.
Penampakan luar kafe Chill Bill. Dok Pri |
Menu yang disajikan juga sebisa mungkin yang pas di lidah orang Indonesia secara umum. Maka tak heran jika di antara menu brenges asal Surabaya terdapat juga menu pasta agar pelanggan tak bosan menikmati sajian Chill Bill.
Selain Brenges dan menu pasta, Chill Bill juga menyajikan menu Chicken Platters, dan Mix Beef Platters.
Diakui Putu, pemilik Chill Bill, kafe yang dibangun bersama rekan bisnisnya tersebut sedang fokus dalam upayanya branding ke arah kopi dan masakan nusantara. Adanya pasta di dalam menu sebagai sampingan bagi mereka yang suka ngemil masakan asing. Ke depannya, kafe Chill Bill akan fokus ke masakan nusantara, seperti Brengkes Kepiting dan semacamnya, serta Nasi Goreng Jawa.
Untuk menu racikan kopi, Chill Bill lebih banyak menggunakan bebijian kopi Arabica dengan taste frutty yang khas. Hasilnya, hadir menu Chill-Bro yang kental akan rasa kopi; kuat terasa di lidah. Selain itu ada juga Chill-Sis dengan taste manis-bebuahan.
Namun bagi saya, Kopi Guillermo adalah yang saya suka dari seluruh menu yang ada. Kopi Guillermo ini ibarat pusat universe kafe Chill Bill. Segala rasa kopi, rasa manis, dan rasa asam, berpadu seimbang di sebidang teko gelas berisikan batu-batu es.
Kopi Guillermo a.k.a Kopi Jeruk Chill Bill. Dok Pri |
Kopi Guillermo memiliki sebutan lain sebagai Ko-Jer (Kopi Jeruk). Bahan-bahannya terdiri dari kopi Arabica yang memiliki taste frutty, dengan bitter lime, juga asam dari jeruk nipis.
Angga selaku barista kafe Chill Bill memberikan pengakuan bahwa Kopi Guillermo mengangkat taste frutty Jeruk Bali yang terkenal citrus (asam-asam manis). Sehingga secara keseluruhannya rasa dari Kopi Jeruk ini perpaduan antara manis-asam-bebuahan yang memberikan kesegaran bagi penikmatnya.
Kafe Chill Bill yang mulai beroperasi di September tahun 2018 ini memiliki 3 lantai, di mana lantai teratas tersedia Smooking Room dan musholla demi memenuhi kebutuhan para pelanggan.
Bulan Ramadhan kemarin menjadi bulan paling sibuk bagi kafe Chill Bill karena full-booked. Chill Bill juga menyediakan Café Event semacam Bridal Shower, Baby Shower. Kadang juga perusahaan-perusahaan sekitar menyewa Chill Bill untuk membuat mini-class seminar. Kadang juga kafe tersebut disewa emak-emak untuk bikin arisan.
Berpose bersama owner dan barista Chill Bill beserta para blogger. Dok Pri |
Jika sudah memasuki ruang dalam kafe Chill Bill seakan terasa memasuki universe lain. Dekorasi bernuasa industri bersentuh dengan beberapa tanaman hijau dan beberapa perangkat permainan. Begitu juga lantai dua-nya yang mengusung tema cozy.
Rencananya, di September tahun ini akan ada menu-menu baru keluaran Chill Bill Café yang makin memanjakan para pelanggan. So, jangan sampai ketinggalan ya!
17 komentar untuk "Kafe Menu Kojer Bernama Chill Bill"
Kafenya bagus desain arsitektur nya dari luar Mas, dari dalam sekilas juga nih 😍
TFS ya mas
Aku kopi biasa aja jarang minum, ini pakai dikasih jeruk. Manis pahit dan asam kali ya
Sepertinya bagus kalo main ke kafe itu buat nulis artikel blog. Suasananya mendukung. :)