Navigation Menu

Paket Lengkap Anime Demon Slayer the Movie Bikin Puas Jalani Hidup

Paket lengkap sebuah film setidaknya memiliki 9 (sembilan) unsur. Naskah yang menarik, orisinalitas, masuk akal, koheren, karakter yang kuat diimbangi dengan akting memadai, alur kisah, keindahan visual, hingga sound yang apik, adalah diantaranya. Dan, semua itu saya dapatkan di sebuah film anime yang baru-baru ini saya tonton.

Anime atau disebut juga animasi versi Jepang tidak akan bisa menggantikan film yang diperankan oleh manusia asli. Namanya imanjinasi tidak pernah masuk akal. Namun karena bentuknya imajinasi, film-film kartun mampu mengembangkan cerita yang dibawanya hingga ke level yang tidak pernah dibayangkan oleh orang sebelumnya.

Para penulis dan sutradara mengisi kekurangan yang dimiliki film imanjinasi dengan tema cerita yang kuat, dan naskah yang berkorelasi dengan seputar kejadian di dunia nyata. Menggambarkan realita dengan karakter imajinasi membuat penonton mempelajari sesuatu hal tanpa perlu digurui.

" Paket Lengkap Anime Demon Slayer the Movie Bikin Puas Jalani Hidup". Sumber : Kompas.com

Seperti halnya karakter Tanjiro Kamado di dalam film anime berjudul Demon Slayer : Kimetsu no Yaiba the Movie yang hidup demi kebahagiaan keluarga. Ia memerangi pasukan iblis yang telah menghancurkan seluruh keluarganya.

Karakter Tanjiro merupakan pemuda yang memiliki hati seluas langit dan dipenuhi kehangatan. Jiwa itu bahkan mampu menuntun pembencinya untuk semangat menjalani sulitnya hidup.

Di dalam kisah layar lebar terbaru, Tanjiro mendapatkan misi bersama kedua temannya Inosuke Hashibira dan Zenitsu Agatsuma di sebuah kereta lokomotif bertenaga uap. Di dalam sana, Kyojuro Rengoku telah menunggu mereka.

Rengoku adalah salah satu Hashira (sembilan pengguna pedang terkuat Demon Slayer Corps) bertipe api. Tanjiro Kamado dan kedua temannya meminta secara sopan kepadanya untuk melatih mereka cakap menggunakan pedang beserta teknik pernapasannya.

Pada waktu bersamaan, seorang kondektur memasuki gerbong yang ditempati keempat anggota Demon Slayer Corps tersebut. Dengan pucat dan lesu, sang kondektur meminta karcis mereka dan melubanginya. Beruntun kemudian dua ekor monster menyerang penumpang kereta.

Tanpa disadari, penyerangan itu hanyalah sebuah pengalih perhatian. Kehadiran kondektur sebelumnya menjadi kunci bagi demon berkekuatan khusus yang berencana membunuh para Demon Slayer Corps melalui mimpi-mimpi indah buatan.

Resume : Paket Lengkap

Seperti yang telah saya bahas sebelumnya bahwa sutradara film anime akan membuat relasi dari kisah imajinasi yang diangkatnya dengan kejadian-kejadian nyata. Haruo Sotozaki, sutradara Demon Slayer : Kimetsu no Yaiba the Movie : Mugen Train merelasikan filmya dengan kasus bunuh diri dan perundungan.

Melalui aksi Tanjiro Kamado dan Kyojuro Rengoku melawan rencana busuk para demon, penonton seperti saya melihat wujud kasus bunuh diri dan perundungan tersebut seakan-akan hidup melalui serangan para monster.

Yang menarik perhatian saya adalah karakter Kyojuro Rengoku yang mirip dengan Minato Kamikaze dalam serial Naruto. Sensasi kontemporer di dalam anime Demon Slayer diakui menciptakan keterbaruan cerita dengan menggabungkan beberapa unsur anime lain seperti Attack on Titan, Naruto, dan My Hero Academia (tix_id).

Kyojuro Rengoku dan Tanjiro Kamado. Sumber : Pikiran Rakyat

Saya merasa yakin kekuatan anime ini menjadi film terlaris sepanjang masa di Jepang karena naskahnya yang apik. Kisah yang sederhana menjadikan saya - yang tidak pernah mengikuti serial ini sebelumnya - tak kehilangan minat. Kisah film ini mudah dimengerti dan membuat saya semakin penasaran.

Film anime ini juga memiliki adegan twist yang begitu dramatis. Bahkan, anime ini memiliki adegan campur aduk, dari yang membuat sedih, gembira, terharu, menegangkan, dan membangkitkan semangat sekaligus gregetan.

Hampir dua jam menonton film ini kesan yang diberikan begitu mendalam. Nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya seakan relevan dengan kondisi sosial-politik yang tengah dihadapi negeri ini (padahal anime dari Jepang, ya). Seakan, kisahnya mengandung pesan universal.

Seperti halnya tanggung jawab besar sebagai orang tua untuk menyiapkan keturunan kuat yang mampu melindungi kaum lemah. Bahwa kejahatan akan selalu mencari kesempatan di dalam kegelapan demi membunuh dan memanipulasi kebenaran.

Bahwa kejahatan akan memanfaatkan mimpi-mimpi indah untuk mencelakai antar manusia. Bahwa kebenaran akan meladeni intrik kejahatan kapanpun dan dimanapun mereka menampakkan diri. Struktur ini yang dibangun sang sutradara film anime Demon Slayer sehingga tercipta adegan-adegan yang koheren.

Bagi saya, Demon Slayer : Kimetsu no Yaiba the Movie : Mugen Train adalah film whole package (paket lengkap). Keindahan visual dan audionya terjaga, alur kisahnya terbangun secara orisinal, dan meski aktingnya diwakilkan oleh karakter kartun, nilai-nilai moral film ini berkorelasi dengan kondisi kekinian.

Terakhir, saya akan memulai lanjutan kisah film ini dari awal serialnya, yang kata teman saya sangat mengharu-biru.




0 komentar:

Kegelisahan Generasi 90an, Sebuah Resensi Film

Kegelisahan adalah makanan bagi rasa sepi. Keadaan di mana tidak ada lagi yang dapat dijadikan tempat untuk berbagi dan terisolasi akibat ketidakhadiran seseorang untuk saling memahami. 
Kegelisahan adalah makanan sehari-hari rasa sepi yang dipertontonkan oleh karakter di dalam film "Generasi 90an: Melankolia. Sumber : Facebook

Secara harfiah, kesepian adalah suatu reaksi emosional dan kognitif berbentuk kegelisahan subjektif, yang dirasakan pada saat suatu hubungan sosial kehilangan ciri-ciri pentingnya baik secara kualitatif maupun kuantitatif (Rahman : 2013).

Ciri-ciri kegelisahan akibat rasa sepi ditunjukkan dengan keinginan melakukan hal-hal nekat, cepat merasa jenuh, menjauh dari lingkungan sosial sehingga tampak tak bersahabat, mudah dilukai secara emosional, hingga ke tingkat mengutuk diri sendiri.

Berbagai indikator rasa sepi itu kemudian disajikan dalam  sebuah karya sinema layar lebar berjudul Generasi 90an : Melankolia. Film yang disutradarai dan ditulis langsung oleh M. Irfan Ramli itu mengilustrasikan karyanya dalam tone gelap penuh kehampaan.

Sinopsis: Awal Kegelisahan

Indah (Aghniny Haque) yang lahir sebagai gadis over-active menjadi penyatu keluarga. Ia menjadi kebanggaan ayah dan ibu. Ia juga role-model bagi adiknya, serta menjadi sahabat terpercaya bagi Sephia, temannya. Indah bahkan rela mengatur kembali jadwal wawancara kerjanya demi menghadiri kelulusan sang adik, Abby, yang diperankan oleh Ari Irham.

Singkat cerita, Indah diterima bekerja di lembaga kemanusiaan. Ia berangkat menggunakan pesawat yang beberapa jam setelahnya hilang dari pantauan radar. 

Kecelakaan pesawat itu berdampak kepada kondisi mental orang-orang terkasih. Bangunan kekerabatan yang dibangun Indah mengalami goncangan hebat, terutama bagi Abby yang selama ini dekat dengan kakaknya tersebut.

Masing-masing orang yang menjadi bagian dalam kehidupan Indah hidup dalam dunianya sendiri. Berupaya menghapus kesedihan dan menutupi kegelisahan dengan pura-pura bersikap tegar. Dipengaruhi depresi, tindakan tiap karakter berdampak pada tindakan karakter lainnya. Maka, kekusutan cerita pun dimulai. 

Tembang Memori Jelang Milenium

Sebagaimana judulnya, “Generasi 90an: Melankolia” menyajikan segala hal yang populer di era menjelang tahun milenium. Mulai dari perkakas, perangkat elektronik, hingga dunia hiburan, dan karya lagu anak bangsa hadir di sini. 

Tembang “Begitu Indah” yang dipopulerkan oleh Band Padi, “Sephia” dari Sheila on 7, dan “Cinta Kan Membawamu Kembali” dari Dewa 19, mampu menggerakkan mood penonton. 

Ketiga lagu kenangan zaman 90-an itu menjadi tema dari masing-masing plot, dan mewakili tiap kejadian di dalamnya. Terutama lagu "Sephia" hasil aransemen ulang yang tampak klop dengan adegan yang diiringinya.

Film lokal pertama yang ditayangkan semenjak tutupnya bioskop akibat pandemi itu minim air mata. Kesedihan diekspresikan melalui gerak tubuh dan mimik wajah. Sang sutradara mengekspos habis-habisan tiap karakternya dengan extreme close-up seakan kesedihan itu terjadi dekat di depan mata penonton.

Resume

Lagu kenangan 90-an dan ekspresi kegelisahan dari para aktornya memberi bekas tersendiri di sepanjang satu jam tiga puluh satu menit pemutaran. 

Tapi setidaknya saya dapat menilai bahwa film adaptasi buku karangan Marchella FP ini bukanlah film keluarga. Karena film ini tidak mengeksplorasi mental sang ayah yang kehilangan pengaruh sebagai kepala keluarga, atau sang ibu yang larut dalam kegelisahan. 

Tayang bertepatan pada Hari Ibu, film ini justru mempertontonkan Abby yang tengah mengalami pubertas di tengah upayanya memenuhi kekosongan jiwa akibat kematian sang kakak. 

Penonton seperti saya selalu menanti-nanti alasan kenapa sesuatu terjadi di dalam setiap adegan film drama. Dan masalah pubertas di dalam film ini cukup saya mengerti untuk menerka-nerka kemungkinan yang terjadi di adegan berikutnya. 

Semoga industri film Indonesia makin kuat meski masa pandemi tampaknya belum terlihat akan berakhir. 

Trailer



2 komentar: