Pariwisata Pulih, Kehati-Hatian, dan Sungai Aare

Pariwisata pulih namun tetap harus dibarengi kehati-hatian dalam beraktivitas. Beberapa negara sudah membuka pintu perbatasannya secara penuh setelah sebelumnya ditutup rapat-rapat karena coronavirus yang mewabah dan memakan jutaan orang di seluruh dunia. Setiap orang kemudian bebas mendatangi negara tersebut kapanpun sekarang, tapi bukan berarti lalai menjaga diri.

Di belahan dunia yang lain, seperti Korea Utara, wabah telat datang. Artinya, kemungkinan terpapar kembali virus tersebut beserta mutasi terbarunya masih cukup menjadi perhatian. Maka dari itu, pemerintah Republik Indonesia belum menurunkan level pandemi Covid-19 menjadi endemi.


Di kejadian yang lain, menjaga keselamatan diri tidak hanya terkait melawan virus mematikan. Bencana bisa terjadi dalam banyak bentuk. Baru-baru ini rakyat Indonesia dikagetkan dengan terseretnya Emmeril Khan Mumtadz, anak dari Gubernur Jawa Barat, oleh arus deras sungai Aare, Swiss.


Mayoritas warga di seluruh Indonesia terus mengikuti kabar tersebut. Mulai dari petinggi negeri hingga rakyat jelata dan netizen di dunia maya terus mengikuti kondisi terbaru anak sulung dari Ridwan Kamil dan Atalia Praratya itu. Beberapa netizen bahkan terus me-refresh latest news-nya menggunakan fasilitas internet stabil milik masing-masing mereka.

Sungai Aare, Bern, Swiss (Pariwisata Pulih, Kehati-Hatian, dan Sungai Aare). Sumber : Pixabay/csr_ch


Kejadiannya bermula ketika pemuda bernama Eril tersebut berenang di sungai Aare bersama adik dan temannya. Sebagaimana kabar yang saya buka melalui KumparanNews (27/5), ketiganya masuk ke dalam sungai untuk menikmati jernihnya air. Namun nahas, mereka terseret arus deras. Adik dan teman Eril berhasil diselamatkan oleh warga lokal setempat. Akan tetapi Eril kembali terbawa arus sebelum sempat naik ke permukaan.


Aparat setempat beserta warga lokal masih mencoba peruntungan mereka menyelematkan anak dari orang nomor satu di Jawa Barat itu. Warga Indonesia juga senantiasa memanjatkan doa bagi Eril yang sebentar lagi akan melanjutkan pendidikannya ke program magister di luar negeri.


Setiap kemungkinan bisa terjadi di setiap aktivitas kita berlibur, baik dalam negeri maupun luar negeri. Sedangkan kehati-hatian adalah salah satu bentuk good attitude yang dimiliki setiap manusia. Karena bagaimanapun, saat melakukan liburan ke kota atau negara lain, kita hanyalah pendatang yang belum sepenuhnya mengerti kondisi alam dan sosial sekitar. Sungai yang tenang tidak berarti tidak deras arusnya. Gunung yang indah belum tentu mudah untuk disambangi. 

 

Pariwisata Pulih dan Profil Sunga Aare

 

Orang asli Swis menulisnya sebagai sungai Aar. Sedangkan ditulis ke dalam bahasa Indonesia menjadi sungai Aare. Pada dasarnya tidak ada masalah dalam kedua penulisan nama sungai yang terletak di tengah Kota Bern, Swiss, itu. Sama-sama benar. 

 

Sungai tersebut memang terkenal jernih sehingga sering dijadikan orang-orang lokal maupun pelancong menikmatinya dengan bermain-main ke dalam arusnya yang cukup deras baik sebelum pandemi maupun setelah masa pariwisata pulih.

 

Panjang dari sungai Aare mencapai 288 kilometer. Alirannya membentang dari Pegunungan Alpen hingga ke sungai Rhein yang terletak di Jerman. Ketika konflik antar kerajaan di eropa terjadi di masa lalu, sungai tersebut dijadikan benteng bagi penduduk lokal. Kini, sungai yang tampak bak kristal itu difungsikan sebagai salah satu obyek wisata, dan tempat berlibur wisatawan. 

 

Aare juga dikenal sebagai sungai terpanjang di Swiss dan menjadi salah satu ikon ibukota negara Swiss. Mengutip dari artikel Kompas, berdasarkan laman Bern, sungai itu mengelilingi tiga sisi kota Bern, sehingga menjadi benteng alam di abad pertengahan. Menariknya, suhu airnya tidak pernah dibawah dari 2,62 derajat celcius.

 

Kehati-hatian adalah Sikap Terbaik

 

Meski sungai Aare indah dan layak menjadi lokasi wisata favorit di masa pariwisata pulih pascapandemi, jaga attitude tetap menjadi prioritas. Kehati-hatian dalam bertindak dan berprilaku menjadi kunci liburan kita dapat berjalan dengan aman, asyik, serta menyenangkan.

 

Tidak ada salahnya kita bertanya-tanya ke penduduk lokal sekitar untuk menjadi pemandu kita selama melakukan aktivitas. Mereka adalah pemandu terbaik kita sebagai pendatang untuk mengenal lebih dalam terkait alam sekitar dan kehidupan sosial wilayah yang kita kunjungi.

 

Atau, bisa juga sebelum berangkat kita memanfaatkan internet stabil untuk membuka-buka informasi terkait lokasi yang hendak kita kunjungi. Sebelum melewati batas pintu negara asing atau wisata lokal, ada baiknya memanfaatkan layanan TelkomGroup melalui produk IndiHome, Telkomsel, dan lainnya mencari informasi aman saat berkunjung ke lokasi wisata terkait. Jangan pernah ragu untuk melakukannya, dan bangkit bersama IndiHome kala pariwisata pulih. 

 

 

Posting Komentar untuk "Pariwisata Pulih, Kehati-Hatian, dan Sungai Aare"