Navigation Menu

Pariwisata Pulih, Kehati-Hatian, dan Sungai Aare

Pariwisata pulih namun tetap harus dibarengi kehati-hatian dalam beraktivitas. Beberapa negara sudah membuka pintu perbatasannya secara penuh setelah sebelumnya ditutup rapat-rapat karena coronavirus yang mewabah dan memakan jutaan orang di seluruh dunia. Setiap orang kemudian bebas mendatangi negara tersebut kapanpun sekarang, tapi bukan berarti lalai menjaga diri.

Di belahan dunia yang lain, seperti Korea Utara, wabah telat datang. Artinya, kemungkinan terpapar kembali virus tersebut beserta mutasi terbarunya masih cukup menjadi perhatian. Maka dari itu, pemerintah Republik Indonesia belum menurunkan level pandemi Covid-19 menjadi endemi.


Di kejadian yang lain, menjaga keselamatan diri tidak hanya terkait melawan virus mematikan. Bencana bisa terjadi dalam banyak bentuk. Baru-baru ini rakyat Indonesia dikagetkan dengan terseretnya Emmeril Khan Mumtadz, anak dari Gubernur Jawa Barat, oleh arus deras sungai Aare, Swiss.


Mayoritas warga di seluruh Indonesia terus mengikuti kabar tersebut. Mulai dari petinggi negeri hingga rakyat jelata dan netizen di dunia maya terus mengikuti kondisi terbaru anak sulung dari Ridwan Kamil dan Atalia Praratya itu. Beberapa netizen bahkan terus me-refresh latest news-nya menggunakan fasilitas internet stabil milik masing-masing mereka.

Sungai Aare, Bern, Swiss (Pariwisata Pulih, Kehati-Hatian, dan Sungai Aare). Sumber : Pixabay/csr_ch


Kejadiannya bermula ketika pemuda bernama Eril tersebut berenang di sungai Aare bersama adik dan temannya. Sebagaimana kabar yang saya buka melalui KumparanNews (27/5), ketiganya masuk ke dalam sungai untuk menikmati jernihnya air. Namun nahas, mereka terseret arus deras. Adik dan teman Eril berhasil diselamatkan oleh warga lokal setempat. Akan tetapi Eril kembali terbawa arus sebelum sempat naik ke permukaan.


Aparat setempat beserta warga lokal masih mencoba peruntungan mereka menyelematkan anak dari orang nomor satu di Jawa Barat itu. Warga Indonesia juga senantiasa memanjatkan doa bagi Eril yang sebentar lagi akan melanjutkan pendidikannya ke program magister di luar negeri.


Setiap kemungkinan bisa terjadi di setiap aktivitas kita berlibur, baik dalam negeri maupun luar negeri. Sedangkan kehati-hatian adalah salah satu bentuk good attitude yang dimiliki setiap manusia. Karena bagaimanapun, saat melakukan liburan ke kota atau negara lain, kita hanyalah pendatang yang belum sepenuhnya mengerti kondisi alam dan sosial sekitar. Sungai yang tenang tidak berarti tidak deras arusnya. Gunung yang indah belum tentu mudah untuk disambangi. 

 

Pariwisata Pulih dan Profil Sunga Aare

 

Orang asli Swis menulisnya sebagai sungai Aar. Sedangkan ditulis ke dalam bahasa Indonesia menjadi sungai Aare. Pada dasarnya tidak ada masalah dalam kedua penulisan nama sungai yang terletak di tengah Kota Bern, Swiss, itu. Sama-sama benar. 

 

Sungai tersebut memang terkenal jernih sehingga sering dijadikan orang-orang lokal maupun pelancong menikmatinya dengan bermain-main ke dalam arusnya yang cukup deras baik sebelum pandemi maupun setelah masa pariwisata pulih.

 

Panjang dari sungai Aare mencapai 288 kilometer. Alirannya membentang dari Pegunungan Alpen hingga ke sungai Rhein yang terletak di Jerman. Ketika konflik antar kerajaan di eropa terjadi di masa lalu, sungai tersebut dijadikan benteng bagi penduduk lokal. Kini, sungai yang tampak bak kristal itu difungsikan sebagai salah satu obyek wisata, dan tempat berlibur wisatawan. 

 

Aare juga dikenal sebagai sungai terpanjang di Swiss dan menjadi salah satu ikon ibukota negara Swiss. Mengutip dari artikel Kompas, berdasarkan laman Bern, sungai itu mengelilingi tiga sisi kota Bern, sehingga menjadi benteng alam di abad pertengahan. Menariknya, suhu airnya tidak pernah dibawah dari 2,62 derajat celcius.

 

Kehati-hatian adalah Sikap Terbaik

 

Meski sungai Aare indah dan layak menjadi lokasi wisata favorit di masa pariwisata pulih pascapandemi, jaga attitude tetap menjadi prioritas. Kehati-hatian dalam bertindak dan berprilaku menjadi kunci liburan kita dapat berjalan dengan aman, asyik, serta menyenangkan.

 

Tidak ada salahnya kita bertanya-tanya ke penduduk lokal sekitar untuk menjadi pemandu kita selama melakukan aktivitas. Mereka adalah pemandu terbaik kita sebagai pendatang untuk mengenal lebih dalam terkait alam sekitar dan kehidupan sosial wilayah yang kita kunjungi.

 

Atau, bisa juga sebelum berangkat kita memanfaatkan internet stabil untuk membuka-buka informasi terkait lokasi yang hendak kita kunjungi. Sebelum melewati batas pintu negara asing atau wisata lokal, ada baiknya memanfaatkan layanan TelkomGroup melalui produk IndiHome, Telkomsel, dan lainnya mencari informasi aman saat berkunjung ke lokasi wisata terkait. Jangan pernah ragu untuk melakukannya, dan bangkit bersama IndiHome kala pariwisata pulih. 

 

 

0 komentar:

Bahan Skripsi Lewat Internet, Contoh Bab 3 Metodologi Penelitian

"Bahan Skripsi Lewat Internet, Contoh Bab 3 Metodologi Penelitian". Sumber : Pixabay/geralt

Bagi mahasiswa akhir, skripsi adalah momen paling krusial di penghujung masa studi. Bahannya berupa lampiran-lampiran karya ilmiah, yang bisa didapatkan melalui buku-buku di perpustakaan, ataupun di jurnal-jurnal online melalui sambungan internet keluarga. Skripsi juga menjadi krusial karena menjadi sebuah pembuktian bagi mahasiswa yang sudah bertahun-tahun menyerap, dan memahami ilmu pengetahuan beserta norma-norma yang dikajinya untuk diaplikasikan demi kemajuan masa depan. 

Skripsi pada dasarnya sebuah ilmu yang diikat ke dalam sebuah buku. Konsepnya identik dengan sabda Nabi SAW, “jagalah ilmu dengan menulis” (Shahih Al-Jami’, No. 4434). Namun bukan berarti sekedar menulis kemudian menjadi sahih. Harus dijelaskan metode yang kita gunakan di dalam penelitian skripsi, sehingga sesuai dengan kaidah umum yang berlaku. 

Jika sebelumnya, contoh bab 1 dan bab 2 sudah pernah dibahas, berikut adalah contoh bab 3 yang mengupas sebagian dari metodologi yang pernah saya gunakan saat membuat skripsi. So, lets cekidot.

3.1. Pendekatan Penelitian

Hakikat riset adalah untuk mencari kebenaran secara logis dan objektif yang didasari melalui metode penelitian dengan menggunakan bahasa yang mudah dijelaskan, dan dapat dimengerti. Beberapa peneliti sosial begitu menggandrungi penelitian lapangan dan kurang menghargai penelitian sosial yang menekankan nilai sistematis dan hitung-hitungan statistik yang membingungkan dan beralih dengan cara interaksi sosial secara langsung, merasakan dan memeahami secara langsung penelitiannya. Hal ini seperti apa yang dijabarkan oleh Neuman (2007)

"In field research, the individual researcher directly talks with and observes the people being studied. Through interaction over months or years, the researcher learns about them, their life histories, their hobbies and interest, and their habits, hopes, fears, and dreams. Meeting people, developing friendships, and discovering new social worlds can be fun. It is also time consuming, emotionally draining, and sometimes physically dangerous."

Untuk lebih jelasnya, penelitian kualitatif menurut Bogan dan Taylor (1975:5) dapat didefinisikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi, dalam hal individu atau organisasi perlu dipandang sebagai bagian dari suatu keutuhan.

Tujuan dari penelitian lapangan kualitatif sama seperti penelitian-penelitian lainnya, yaitu untuk menemukan, mengembangkan, atau menguji kebenaran dari suatu peristiwa yang dapat dijadikan pengetahuan bagi orang banyak. Kegiatan untuk menemukan kebenaran berarti berusaha mendapatkan sesuatu untuk mengisi kekosongan atau kekurangan. Kegiatan mengembangkan berarti memperluas dan menggali lebih dalam apa yang sudah ada, sedangkan menguji kebenaran dilakukan jika apa yang sudah ada masih atau menjadi diragukan kebenarannya, yaitu menjelaskan serta menggali lebih dalam mengenai konten dan strategi kreatif pembuatan iklan "Visit Jawa Barat 2012 versi Sule" yang ditenggarai telah melanggar ketentuan kampanye Pemilukada Jawa Barat 2013.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena pembahasan latar belakang fenomena yang terjadi harus dipahami sebagai isu yang rumit dari suatu proses yang secara spesifik diketahui oleh orang-orang yang memiliki latar yang terkait serta harus memandang isu yang terjadi sebagai suatu fenomena yang dapat membawa pada perspektif baru, khususnya dalam dunia periklanan.

Keistimewaan dari pendekatan penelitian ini adalah seperti apa yang dikemukakan oleh Warren dan Kramer (2005), bahwa penelitian dengan pendekatan kualitatif tidak bersifat kaku dan tidak juga terikat secara ketat pada prosedur yang ditentukan, akan tetapi penelitian dengan pendekatan kualitatif ini lebih bersifat luwes dan dapat 'bolak-balik' antara satu tahapan ke tahapan yang lain.

Dapat dikatakan bahwa penelitian kualitatif  dilakukan karena beberapa pertimbangan utama (Creswell, 1994, hal.145), yaitu:

1.      Peneliti memiliki perhatian utama pada proses, bukan pada produk atau hasil akhir.

2.      Peneliti bermaksud mendapatkan gambaran tentang makna.

3.      Peneliti berminat untuk mendapatkan pemahaman melalui uraian kata-kata dan gambar-gambar.

4.  Peneliti ingin membangun abstraksi, konsep-konsep, hipotesis, dan teori melalui detil yang ditemukan dalam penelitiannya.

Dalam penelitian mengenai media terdapat tiga ciri yang dimiliki penelitian kualitatif, diantaranya:

1.    Konsepnya mengenai makna, yang tertanam didalamnya dan merupakan orientasi bagi tindakan sosial, penelitian kualitatif mempelajari isi teks dari media, berupa bentuk, perencanaan, juga penggunaannya secara sosial, dalam rangka menyelidiki secara empiris bagaimana media menghasilkan makna.

2.   Tindakan yang bermakna dipelajari peneliti dalam konteks naturalis, mempertimbangkan tujuan teoritis dengan keadaan praktis.

3.  Peranan peneliti dengan mengedepankan rasa empati sebagai seorang subjek interpretif, yaitu peneliti tunggal yang menafsirkan "makna dalam tindakan.

_________________________________________________

Nah, di sini saya sudah menjelaskan bahwa penelitian skripsi yang saya buat menggunakan pendekatan kualitatif, sebuah pendekatan dengan teknik pendalaman materi penelitian melalui penyelidikan empiris sehingga makna di dalam objek penelitian dapat dimengerti dan dipahami.

Dikarenakan objek penelitian ini berupa sebuah iklan yang menjadi perhatian publik, maka saya menjadikan skripsi ini sebagai pengujian kasus hukum yang berlaku. Untuk memetakannya, saya mencari beberapa referensi dari buku dan wifi cepat yang terdapat di salah satu perpustakan di bilangan Jakarta Selatan. Begini detail sub bab berikut,

3.2. Strategi Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan strategi penelitian studi kasus. Studi kasus yang dapat dipahami oleh penulis adalah suatu pendekatan penelitian mengenai fenomena sosial melalui analisa yang teliti dan seksama dari kasus individual. Kasus yang diteliti dapat berupa personal, kelompok, proses, komunitas, masyarakat, atau unit lain yang terdapat di dalam kehidupan sosial. Menurut Creswell, pendekatan studi kasus pada penelitian kualitatif merupakan pendekatan yang lebih disukai. Hal ini seperti apa yang diungkapkan Patton (1991:23) karena kedalaman dan detail suatu metode kualitatif berasal dari sejumlah kecil studi kasus.

Model dari analisis studi kasus sendiri adalah: (1) menemukan domain-domain analisis; (2) domain analisis dipetakan sebagai domain tunggal atau domain ganda; (3) apabila domain tunggal, maka studi kasus dapat dilakukan dengan mendeskripsikan domain itu berdasarkan fenomena vertikal (seperti sejarah, perkembangan fenomena, struktur fenomena, perpindahan antar status yang terjadi dari orang-orang dalam studi kasus ini; (4) apabila domain ganda maka studi kasus dapat dilakukan selain menjelaskan fenomena tunggal, juga menjelaskan hubungan-hubungan antar domain itu, seperti bagaimana hubungan antara struktur fenomena dengan dinamika dan perubahan fenomena dan sebagainya.

Beberapa tipe studi kasus yang dijelaskan oleh Bogdah dan Biklen (1982), serta Yin (2000:137) dapat di bagi menjadi beberapa tipe, diantaranya adalah:

1.   Studi kasus kesejarahan sebuah organisasi. Domain penting dalam studi kasus janis ini adalah pemusatan perhatian mengenai perjalanan dan perkembangan sejarah organisasi sosial tertentu dan dalam jangka waktu tertentu pula.

2.      Studi kasus observasi. Penekanannya pada penggunaan observasi dalam penelitian untuk menjaring informasi-informasi empiris yang detail dan akurat dari unit analisis penelitian.

3.    Studi kasus life story. Studi ini mencoba menyingkap dengan lengkap dan rinci kisah perjalanan hidup seseorang sesuai dengan tahap-tahap, dinamika dan liku-liku hidup yang paling mempengaruhi seseorang.

4.    Studi kasus komunitas sosial atau kemasyarakatan. Studi yang mencoba melihat sisi-sisi unik namun bermakna dari lingkungan sosial sekitarnya di dalam komunitas di mana dia hidup dan bergaul sehari-hari.

5.  Studi kasus analisis situasional. Studi yang mencoba mengungkap kehidupan sosial dan selalu menanggapi perubahan demi perubahan yang  mengisyaratkan adanya letusan-letusan situasi dalam bentuk peristiwa-peristiwa  atau fenomena sosial tertentu.

6.    Studi kasus mikroetnografi. Studi kasus tataran ini dilakukan terhadap sebuah unit sosial terkecil.



Jika melihat dari kasus mengenai isu pelanggaran kampanye dalam iklan TV “Visit Jawa Barat 2012 versi Sule) dapat dikatakan bahwa penelitian ini masuk dalam kategori penelitian yang menggunakan desain penelitian dengan metode studi kasus analisis situasional. Karena dapat dipahami bahwa hal ini berkenaan dengan fenomena yang terjadi dalam penyelenggaraan Pemilukada di Indonesia khususnya di Jawa Barat.


Melihat fenomena yang ada pada kasus mengenai isu pelanggaran kampanye dalam iklan TV “Visit Jawa Barat 2012 versi Sule” ini dapat diambil sebuah desain penelitian studi kasus-tunggal untuk mempermudah pengungkapannya, hal ini berkaitan dengan karakteristik dari studi kasus-tunggal sebagaimana berikut:


1. Sebuah kasus merefleksikan sesuatu yang ekstrem atau penuh keunikan sehingga menarik dan bermakna untuk ditelusuri.

2. Sebuah kasus yang dpat dikatakan sebagai kasus penyingkapan. Kasus semacam ini dapat ditemui seorang peneliti manakala ia berkesempatan memasuki suatu ranah sosial atau fenomena yang kurang diizinkan untuk diteliti secara alamiah.

_________________________________________________


Karena penelitian ini merupakan penyingkapan kasus, sudah barang tentu harus ditemukan bukti-bukti keabsahan penelitian melalui pengungkapan oleh beberapa narasumber atau yang disebut wawancara. Sebaiknya memang wawancara dilakukan secara langsung. Namun dimasa pandemi begini (2022), ada baiknya wawancara dilakukan secara daring sehingga aktivitas penelitian kalian bisa berlangsung tanpa batas menggunakan layanan internet keluarga, seperti halnya milik TelkomGroup berupa produk IndiHome. 

3.3 Jenis Penelitian


Untuk analisa data kualitatif, peneliti musti melaksanakan penelitian dengan proses analisa konten, yang berarti bahwa wawancara yang digunakan di dalam analisa konten bertujuan untuk mengidentifikasi tema utama yang muncul dari berbagai respon yang diberikan oleh para informan. Proses ini melibatkan beberapa langkah, diantaranya:
  1. Mengidentifikasi tema utama. Identifikasi dikerjakan secara teliti dan seksama melalui jawaban para dari para informan untuk memahami maksud yang dijelaskan oleh mereka. Melalui respon ini dapat dikembangkan tema yang terkait yang merefleksikan makna yang ada. Karena setiap orang menggunakan kata-kata dan bahasa yang berbeda dalam berekspresi. Hal ini penting untuk diseleksi dalam rangka mengakurasi makna yang muncul dari berbagai respon yang terkategorisasi dibawah sebuah tema.
  2. Menempatkan kode pada tema utama. Hal ini berkenaan dengan keinginan peneliti dalam keperluan untuk mengetahui seberapa banyak suatu tema muncul dalam sebuah kesempatan wawancara.
  3. Klasifikasi respon dibawah tema utama. Hal ini adalah sebuah langkah lanjutan dalam rangka mentranskip semua hasil wawancara dan mengklasifikasikannya dibawah tema yang berbeda.
  4. Mengintegrasi tema dan respon kedalam teks laporan. Hal ini bergantung kepada cara yang digunakan untuk mengkomunikasikan temuan kepada para pembaca. Beberapa orang saat melakukan diskusi mengenai penelitian mereka menelusuri kata demi kata yang disajikan di dalam laporan penelitian dan mengartikannya secara harfiah.
Penulis menggunakan metode penelitian bersifat deskripsi-kualitatif, karena mengingat bahwa pemanfaatan para aktor politik yang memenangi Pemilukada di Indonesia dan hendak mencalonkan kembali diri mereka senantiasa memanfaatkan iklan TV berkategori layanan masyarakat dalam mensosialisasikan dirinya dengan terang-terangan, meski aturan dan pemahaman terhadap peran sosialisasi dalam kampanye Pemilukada masih bersifat relatif dan multi tafsir.

_________________________________________________

Contoh Bab 3 dari penelitian kasus iklan layanan masyarakat ini saya sudahi sampai di sini dulu. Untuk kelanjutannya akan segera tayang agar kalian tidak penat membaca artikel saya ini sehingga dapat memahami dengan baik isinya. Oleh karena itu, siapkan kuota internet kalian. Jika masih kurang puas bisa mencari bahan-bahan terkait metodologi penelitian di contoh skripsi lainnya. Jangan pernah puas belajar, karena dengan internet keluarga aktivitas kalian bisa terlaksana tanpa batas. Sepantasnya, gunakan internet yang mampu menyatukan Indonesia dengan belajar lebih banyak lagi, sehingga kemampuan berpikir kita dapat digunakan secara maksimal untuk kebaikan masa depan.











0 komentar:

Modal Medsos dan Kuota WiFi Cepat Sudah Bisa Jualan

Ilustrasi "Modal Medsos dan Kuota WiFi Cepat Sudah Bisa Jualan". Dok : Gio - Jogja


Medsos (media sosial) merupakan alat praktis bersosialisasi. Penggunanya dengan mudah menciptakan pertemanan atau yang disebut mutualan untuk saling memberi keuntungan satu sama lain.

Ketika dua atau lebih orang melakukan mutualan di media sosial seketika terjalin pertukaran informasi lintas tempat yang cepat. Realitas pun beralih dari dunia nyata ke dunia maya tanpa batas wilayah menggunakan WiFi Cepat. Di ruang-ruang virtual itulah, sesama pengguna medsos ada yang berkelompok untuk bertukar dan mencari barang kebutuhan mereka masing-masing.

Pengalaman Pribadi Bertransaksi di Medsos 

Seperti halnya ketika saya menemukan sebuah konten jualan di timeline Facebook. Salah satu follower saya yang kebetulan juga memiliki pertemanan tersebut menjual kameranya yang bermerek Sony A5000. Digerakkan rasa prihatin saya berkomunikasi dengannya perihal barang tersebut. Lalu dengan cepat kami sepakat dengan harga yang telah ditentukan bersama.

Beberapa waktu kemudian, virus Covid-19 mewabah. Akibat sulitnya menjalani kehidupan di masa pandemi, kamera tersebut terpaksa musti dijual. Dari beberapa platform yang saya gunakan untuk menjualnya, respon tercepat dan antusias datang dari Facebook Marketplace. Beberapa dari mereka bertanya dan menawarkan harga. Hingga pada Januari 2021, kamera Sony A5000 itu resmi terjual.

Fitur digital marketing milik Facebook ini berbeda dengan aplikasi e-commerce lainnya. Tidak ada peran jasa kurir di sini. Para pelaku yang bertransaksi juga bebas menawarkan harga melalui aplikasi messenger

Ketika pembeli tertarik, mereka dapat mengecek barang yang dimaksud langsung di lokasi, atau di tempat yang disepakati bersama. Mereka dapat melihat seberapa valid antara barang asli dengan yang ada di foto/video. Calon pembeli juga dapat mengecek detail barang hingga fungsinya. Setelah selesai, aksi tawar-menawar dapat dilanjutkan.

Proses semacam ini memaksimalkan peran jejaring sosial melalui media berbisnis. Interaksi yang tadinya berlangsung di dunia maya, ditindaklanjuti dengan pertemuan pembeli dengan penjual di dunia nyata. Antara keduanya dipaksa untuk berani melangkah ke level berikutnya dengan bertemu secara langsung. Sangatlah berbeda dengan e-commerce lain yang sangat bergantung pada pihak penghubung untuk menyelesaikan transaksi.

Dalam beberapa kesempatan, saya lebih memilih berjualan di Facebook Marketplace menggunaan WiFi Cepat. Hal yang menjadi alasan tersebut karena, pertama, saya butuh uang cepat. Alasan kedua karena barang-barang yang dijual di sana berupa barang second hand. Sedangkan alasan terakhir karena orang-orang di daerah ternyata lebih suka mencari barang di medsos. 

Bermodalkan akun medsos Facebook dan WiFi Cepat pengguna dapat berjualan dengan efisien. Sumber : qazwa.id


Inilah menariknya. Saat saya di Pekanbaru, Riau, pada tahun 2021, pengalaman berjualan di fitur medsos Facebook lebih sering terjadi. Saya mempelajari bagaimana cara mengambil foto dan membuat caption jualan yang efektif untuk menarik minat segmen pembeli di sana. 

Ketidakpercayaan warga Pekanbaru terhadap barang yang ditawarkan juga cukup besar. Menyaksikan langsung kondisi secara kasat mata sangat penting bagi mereka. Segmentasi warga di daerah lebih tertarik menggunakan metode ini karena konsep yang ditawarkan, ketimbang menggunakan e-commerce yang diatur secara penuh oleh pihak ketiga.

Kurasi oleh Pihak Facebook

Meski secara teknis terlihat mudah, ternyata barang yang dijual harus terlebih dahulu melalui proses kurasi oleh tim FB. Barang jualan harus sesuai kategori yang dipilih. Mereka sangat ketat menyortir barang-barang tersebut. Beberapa barang dilarang keras diperjualbelikan oleh mereka, seperti halnya obat-obatan. Akan tetapi, sekali lolos kurasi, calon pembeli berbondong-bondong datang bertanya. Pernah dalam sehari saya harus melayani puluhan chat untuk barang yang saya jual online, berupa alat-alat elektronik dan sparepart motor. Tidak sampai dua minggu barang laku terjual.

Cepatnya calon pembeli datang di FB Marketplace juga dipengaruhi seberapa jujurnya transaksi berlangsung. Setidaknya itu yang saya rasakan. Begitu proses jual-beli selesai tanpa komplain dari pihak pembeli, engagement barang jualan berikutnya ikut meningkat. Tapi ya, kudu harus kuat melayani pertanyaan calon pembeli. Karena, tidak semuanya benar-benar memiliki niat atas barang dagangan yang kita sodorkan.

Fitur medsos Marketplace ini dibentuk dari sebuah pasar online yang mewadahi kegiatan jual-beli para pengguna aplikasi Facebook. Pada saat dibuka menggunakan WiFi Cepat, pengguna internet yang menyatukan Indonesia akan disambut dengan berbagai macam rangkaian foto barang dari lokasi-lokasi terdekat. 

Aplikasi milik Mark Zuckenberg ini merupakan salah satu media yang sering digunakan oleh penduduk dunia. Terhitung, terdapat lebih dari 2,9 milyar pengguna aktif mereka di seluruh dunia. Hal ini juga yang memudahkan penggunanya melakukan pencarian barang kebutuhan mereka. Keinginan tersebut timbul ketika dalam waktu bersamaan para pengguna tersebut membuka aplikasi medsos ini. Mereka dapat bersosialisasi sekaligus bertransaksi jual-beli barang.

Pengalaman berdagang barang-barang second hand melalui Facebook Marketplace saya jalani selama kurang lebih 5 bulan di Pekanbaru, Riau. Kebetulan di rumah yang saya diami terpasang layanan IndiHome. Hanya bermodal medsos dan jaringan internet yang ada, saya dapat berjualan secara online.

Keterlibatan Facebook di dalam konsep belanja online ini hanya sampai ketika penawaran harga sudah dianggap cukup antara penjual dengan pembeli. Selebihnya, mereka diperkenankan bertemu secara langsung di lokasi. Konsumen tidak hanya dimanjakan dengan minat beli pada diri mereka. Konsep yang dibangun FB Marketplace justru turut melibatkan konsumen memastikan barang yang ditawarkan pembeli sesuai dengan kondisi yang diharapkan.

Maka tidak jarang bahwa pembeli di fitur medsos ini juga menjadi penjual pada saat yang bersamaan. Beberapa dari mereka juga mengikuti komunitas-komunitas jual-beli yang disediakan Facebook. Sehingga, cukup dengan keberadaan internet yang menyatukan Indonesia, pengguna medsos dapat menjadi seorang penjual barang secara online dimana saja mereka berada.

0 komentar: